
Geograph.id – Bencana tanah longsor melanda Dusun Supit, Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Selasa (4/6/2024) sekitar pukul 11.15 WIB. Peristiwa ini mengakibatkan empat orang tertimbun tanah, tiga orang meninggal dunia dan satu orang masih hilang.
Menurut informasi dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), longsor terjadi di area penambangan pasir Kalibening. Korban yang meninggal dunia ditemukan sekitar pukul 15.30 WIB dalam kondisi tidak bernyawa.
“Operasi pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan untuk menemukan satu orang yang masih hilang,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (5/6/2024).
Tim SAR gabungan dari BPBD Lumajang, TNI-Polri, Basarnas, dan relawan terus menyisir lokasi longsor untuk mencari korban yang masih hilang. Operasi pencarian dihentikan sementara pada malam hari karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.
“Pencarian akan dilanjutkan besok pagi,” kata Muhari.
Bencana tanah longsor di Lumajang ini menambah daftar panjang peristiwa serupa di Indonesia. Faktor pemicunya beragam, mulai dari curah hujan tinggi, kondisi tanah labil, hingga aktivitas pertambangan yang tidak memperhatikan aspek keselamatan lingkungan.
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah preventif untuk meminimalisir risiko terjadinya bencana tanah longsor, seperti melakukan penataan ruang wilayah yang lebih baik, memperkuat edukasi masyarakat tentang potensi bencana, dan menegakkan aturan terkait aktivitas pertambangan.
“Perlu dilakukan upaya-upaya konkret untuk mencegah terjadinya bencana tanah longsor di masa depan,” ujar Muhari.
Bencana tanah longsor di Lumajang ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu waspada dan siaga terhadap potensi bencana alam. Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi terkini dari BMKG dan instansi terkait lainnya, serta mengikuti arahan petugas apabila terjadi situasi darurat.