Pemutihan Karang Meningkat 84%, Terumbu Karang Dunia dalam Krisis Lingkungan

Kondisi sekumpulan karang yang memutih di Maldives. Gambar: Mongabay.co.id

Geograph.id – Organisasi International Coral Reef mengumumkan pada Rabu, 23 April 2025, bahwa tingkat pemutihan terumbu karang di dunia telah meningkat drastis sebesar 84%. Peristiwa ini menjadi perhatian serius karena mencerminkan tekanan lingkungan yang luar biasa terhadap ekosistem laut.

Suhu Laut Meningkat, Terumbu Karang Terancam

Tahun lalu tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah Bumi, dan sebagian besar panas tersebut diserap oleh lautan. Data terbaru dari Coral Reef Watch, bagian dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), menunjukkan bahwa sejak Januari 2023, terumbu karang di sedikitnya 82 negara dan wilayah telah mengalami pemanasan cukup parah hingga menyebabkan karang memutih. “Tekanan panas yang begitu besar dan meluas ini benar-benar mengejutkan,” kata Melanie McField, ilmuwan kelautan di kawasan Karibia, dilansir RRI, Senin (28/4/2025).

Ketika suhu air laut terlalu tinggi dalam waktu lama, alga yang hidup dalam jaringan karang, disebut zooxanthellae, melepaskan senyawa beracun. Sebagai respons, karang mengusir alga tersebut, meninggalkan rangka putih yang disebut sebagai pemutihan karang. Tanpa alga ini, karang kehilangan sumber energi utamanya dan berisiko mati. Selain suhu panas, faktor lain seperti peningkatan keasaman laut akibat penyerapan CO2 dan polusi juga memperparah stres pada karang.

Fenomena Global, Dampaknya Merata

Pemutihan kali ini menjadi peristiwa terluas sepanjang sejarah. Pemutihan ini melanda dari Terumbu Mesoamerika di Karibia hingga kawasan super karang di Laut Merah. Terumbu karang di Indonesia, seperti di Raja Ampat dan Teluk Eilat, turut terdampak. Tak hanya itu, Great Barrier Reef di Australia, salah satu sistem terumbu karang terbesar di dunia, juga mengalami pemutihan besar-besaran dalam peristiwa ini.

“Perubahan iklim akan menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati. Ini harus kita cegah,” ujar Kadarsah, Koordinator Bidang Informasi Perubahan Iklim BMKG, pada Senin (28/4/2025), dikutip dari RRI.

Dampak pemutihan terumbu karang sangat luas, mengakibatkan ribuan spesies ikan kehilangan habitatnya dan mengancam keseimbangan ekosistem laut. Selain itu, masyarakat pesisir yang bergantung pada laut juga merasakan dampak serius dari peristiwa ini.

Peringatan Baru dan Upaya Penyelamatan

Melihat parahnya kondisi ini, NOAA bahkan menambahkan tingkat peringatan baru dalam skala pemutihan karang untuk menggambarkan risiko kematian karang yang meningkat. Meski begitu, para ilmuwan menegaskan bahwa belum semua karang mati. Masih ada peluang untuk pemulihan jika langkah-langkah konservasi dilakukan, termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca.

Beberapa upaya telah dilakukan, seperti proyek laboratorium di Belanda yang membiakkan fragmen karang, serta proyek di Florida yang merawat karang sebelum dilepas kembali ke laut. Diharapkan inisiatif ini bisa membantu mempercepat proses pemulihan ekosistem terumbu karang di masa depan.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *