Kegiatan Earth Hour 2025. Foto: Istimewa.
Geograph.id – Earth Hour 2025 kembali digelar pada Sabtu, 22 Maret 2025. Gerakan global yang diprakarsai oleh World Wide Fund for Nature (WWF) ini mengajak masyarakat di seluruh dunia untuk mematikan lampu dan perangkat elektronik yang tidak diperlukan selama satu jam, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan upaya dalam mengatasi perubahan iklim.
Peringatan Earth Hour
Sejak pertama kali diadakan tahun 2007 di Sydney Australia, Earth Hour diperingati setiap tahun pada Sabtu terakhir bulan Maret. Di tahun ini, lebih dari 190 negara dan wilayah di seluruh dunia ikut serta. Aksi pemadaman listrik dari jam 20:30 hingga 21:30 untuk menunjukkan peduli kepada lingkungan.
Earth Hour 2025 tidak hanya mengusung aksi simbolis pemadaman lampu, tetapi juga bergerak dalam bidang lain seperti. Pergerakan menanam pohon, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, promosi penggunaan energi terbarukan, dan lainnya. WWF bersama sejumlah organisasi lingkungan juga mendorong masyarakat untuk melakukan dengan lebih nyata dalam kegiatan sehari-hari, seperti menggunakan transportasi ramah lingkungan, menghemat air, atau konsumsi listrik.
Berdasarkan wawasan WWF
Begitu juga sederetan ikon dunia, seperti Menara Eiffel di Paris, Colosseum di Roma, Empire State Building di New York bahkan hingga Monumen Nasional di Jakarta, yang memadamkan lampu sebagai simbol komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.Indonesia mempunyai momen spesial karena bersama dengan negara lain untuk pertama kalinya Earth Hour dimulai 28 Maret 2010 muncul di televisi. Banyak kota besar lainnya seperti: Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta kemudian dimulailah Earth Hour diperingati dengan berbagai kegiatan edukasi. Pemerintah daerah beserta aktivis lingkungan mengadakan seminar, bersih-bersih, dan kampanye penghematan energi di media sosial dan di lokasi banyak orang.
Melalui penghematan sederhana seperti mematikan lampu, Earth Hour direncanakan dapat memberi semangat pada seluruh dunia untuk lebih bertindak nyata untuk perlindungan Bumi di tahun 2025. Setiap orang dari berbagai kalangan dapat bergabung dalam upaya signifikan untuk menghadapi perubahan iklim dengan mematikan lampu selama satu jam agar bisa membantu menjaga bumi untuk generasi berikutnya. (Dev)
