Fenomena Ubur-ubur Menari di Pantai Probolinggo – Pasuruan

Gerombolan ubur-ubur berenang dengan latar belakang kapal yang bersandar di dermaga Pelabuhan Mayangan, Probolinggo, Jawa Timur. Gambar oleh Project Multatuli

 Geograph.id – Pada pertengahan tahun 2023, ribuan ubur-ubur terlihat menari-nari di atas permukaan laut di area wisata hutan mangrove Desa Penunggul, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. Fenomena alam yang memukau ini menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan, menampilkan pemandangan yang tak terlupakan dan istimewa.

Menurut Agus Slamet Ariyanto, anggota Pokdarwis Desa Penunggul, kemunculan ribuan ubur-ubur ini merupakan fenomena tahunan yang selalu dinanti-nantikan. Fenomena ini bertepatan dengan naiknya air laut dan teriknya matahari, dan ubur-ubur mulai menari sekitar jam 8 pagi hingga jam 12 siang.

Keindahan ubur-ubur ini menjadi daya tarik wisata tersendiri, memikat para pengunjung untuk datang dan menyaksikan langsung fenomena alam yang menakjubkan ini.

Fenomena invasi ubur-ubur tak hanya mewarnai pesisir Pasuruan, namun juga lautan utara Probolinggo. Menariknya, fenomena ini telah menjadi bagian dari siklus alam di sana sejak tahun 1970. Biasanya, ubur-ubur muncul secara berkala, bertepatan dengan peralihan musim dari hujan ke kemarau. Mirip dengan Pasuruan, kemunculan ubur-ubur di Probolinggo dipicu oleh naiknya air laut dan teriknya matahari, dengan ubur-ubur mulai terlihat sekitar jam 8 pagi hingga jam 12 siang.

Menurut keterangan Hasbi, warga setempat, ubur-ubur di kawasan tersebut muncul dalam jumlah besar dan bergerombol. Kawanan ini mencari pantai dengan air hangat untuk berkembang biak.

“Suhu air laut yang hangat menyediakan banyak ikan kecil dan plankton, makanan favorit ubur-ubur,” ujar Hasbi, seperti dikutip dari suarajatimpost.com, Rabu (22/05/2024).

Kehadiran ubur-ubur dalam jumlah besar memiliki konsekuensi baik dan buruk bagi penduduk setempat. Meskipun menjadi daya tarik wisata yang menarik, menarik minat pengunjung untuk menyaksikannya secara langsung, kehadiran mereka juga bisa mengganggu nelayan kecil, pemancing ikan, dan penjaring ikan.

Terdapat variasi yang luas dalam jenis ubur-ubur yang muncul, mulai dari yang berwarna kemerahan, biru, hingga putih. Mereka umumnya ditemukan di sepanjang tepi perairan atau pantai. Penting untuk diingat bahwa beberapa spesies ubur-ubur memiliki sifat beracun, sehingga memerlukan penanganan khusus sebelum digunakan.

Meskipun ubur-ubur dapat menghadirkan bahaya bagi manusia, fenomena kemunculan mereka di hutan mangrove Penunggul dan lautan utara Probolinggo tetap menjadi daya tarik wisata yang unik dan menakjubkan. Dengan pengelolaan yang tepat dan edukasi yang memadai, fenomena ini dapat dinikmati secara berkelanjutan, memberikan manfaat bagi masyarakat setempat tanpa mengabaikan aspek keselamatan dan kelestarian lingkungan laut.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *