
Geograph.id – Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk sangat banyak dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Namun, hal tersebut menimbulkan beberapa masalah salah satunya sampah. Dalam melakukan aktivitas sehari hari, setidaknya individu dalam masyarakat menghasilkan sampah yang memerlukan pengelolaan yang baik dan benar.
Pengelolaan sampah di Indonesia menjadi persoalan lingkungan yang semakin mendesak seiring pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri. Dalam berbagai kesempatan, mahasiswa sebagai generasi muda yang peduli lingkungan menyuarakan kritik tajam terhadap regulasi yang ada. Mereka menilai peraturan tentang lingkungan hidup, khususnya terkait pengelolaan sampah, saat ini kurang taji dan belum efektif mengatasi permasalahan yang kompleks ini.
Mengapa Regulasi Dinilai Kurang Efektif?
Para mahasiswa menilai banyak peraturan yang sudah dibuat belum mampu memberikan dampak nyata di lapangan. Sering kali, regulasi itu bersifat normatif tanpa adanya monitoring serta penegakan hukum yang konsisten dari pihak berwenang. Kelemahan ini membuat pelaku usaha atau warga yang tidak bertanggung jawab masih leluasa melanggar aturan tanpa konsekuensi berarti. Kurangnya alokasi anggaran untuk pengawasan dan pelaksanaan regulasi juga menjadi kendala utama.
Selain itu, kompleksitas birokrasi dan tumpang tindihnya kewenangan antar lembaga membuat proses penegakan hukum menjadi terhambat. Kondisi ini diperburuk oleh minimnya transparansi dan akuntabilitas sehingga masyarakat kurang mendapatkan informasi yang jelas terkait tata kelola sampah di wilayahnya.
Dampak Lingkungan dan Sosial Pengelolaan Sampah yang Buruk
Sampah yang tidak terkelola dengan baik tidak hanya mencemari lingkungan secara fisik, tetapi juga membawa ancaman serius terhadap kesehatan manusia dan keberlangsungan ekosistem. Sebagai contoh, sampah bantar gerbang telah mencemari lingkungan seperti polusi udara yang disebabkan tumpukan sampah. Setiap hari sampah pada tempat tersebut akan terus bertambah yang artinya lingkungan akan terus terancam. Negara ini belum punya sistem pengelolaan sampah yang baik dan imbas dari penumpukan sampah tersebut yaitu ada di masyarakat.
Penumpukan sampah juga menjadi salah satu penyebab banjir yang kerap terjadi di Indonesia. Menurut data dari voaindonesia.com, selama tahun 2024 tercatat 1.088 bencana banjir yang tidak hanya menyebabkan kerugian material seperti rumah warga yang rusak, namun juga menelan korban jiwa. Pengelolaan sampah yang dimiliki negara ini kenyataannya belum mumpuni untuk mengatasi kejadian seperti ini.
Keterlibatan Masyarakat dan Peran Mahasiswa
Mahasiswa menekankan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat luas. Mereka mengajak warga untuk mulai mengubah pola pikir dan gaya hidup menjadi lebih sadar lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan membiasakan diri memilah sampah sejak dari rumah.
Selain itu, mahasiswa juga aktif menginisiasi program-program edukasi dan kampanye lingkungan di kampus dan komunitasnya sebagai contoh kampanye daur ulang, seminar yang membahas tentang perubahan iklim, dan kegiatan bersih-bersih lingkungan. Mereka melihat bahwa regenerasi kesadaran lingkungan harus dimulai dari generasi muda yang punya modal idealisme dan energi besar untuk membawa perubahan. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Mahasiswa percaya bahwa dengan regulasi yang lebih taji dan dukungan penuh dari semua lapisan masyarakat, pengelolaan sampah di Indonesia dapat bertransformasi menjadi solusi yang berkelanjutan dan berdampak positif luas. Langkah-langkah ini adalah investasi bagi masa depan bumi dan generasi mendatang.