
Geograph.id – Muara Muntai, sebuah kecamatan tersembunyi yang berada di wilayah pedalaman Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Tempat ini menawarkan pemandangan unik rumah-rumah rakit yang berdiri kokoh di tepian Sungai Mahakam. Keunikan arsitekturnya memikat setiap mata yang meliputinya. Rumah rakit ini digunakan sebagai tempat tinggal dan berdagang masyarakat Muntai. Namun, di balik pesonanya, rumah-rumah rakit yang berjejer di tepi sungai ini usianya mulai menua dan kian rapuh. Ditambah lagi saat ini mereka menghadapi tantangan serius. Ponton-ponton batu bara yang datang dari arah tak terduga hampir saja menabrak rumah rakit tersebut, sehingga mengancam runtuhnya rumah-rumah tersebut akibat kejadian yang terjadi.
Rumah-rumah rakit yang menjadi warisan budaya dan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari penduduk sungai, kini menghadapi tantangan baru. Aktivitas pengiriman batu bara melalui ponton-ponton besar yang investor dapat merusak rumah-rumah rakit di sepanjang sungai harus diperhatikan. Penghuni rumah rakit di pinggiran sungai mahakam melaporkan kejadian di dalam ponton batu bara yang menimpa rumah rakit dan ada yang hampir ditabrak yang semakin sering terjadi. “Kami merasa khawatir akan keselamatan dan rumah rakit kami rusak,” Ujar Agus warga setempat.

Penduduk setempat yang memiliki rumah rakit semakin merasa nyaman seiring dengan kehadiran ponton batu bara yang semakin sering melintas di dekat pemukiman mereka. Ponton batu bara tersebut menjadi ancaman nyata bagi keberlangsungan hidup hunian mereka. “Saya sering merasa cemas dan takut bahwa suatu saat rumah rakit saya bisa terkena tabrakan oleh ponton batu bara yang lewat,” ujar H.Uuk salah satu pemilik rumah rakit di pinggir Sungai Mahakam.
Hal ini bukan hanya mengancam keselamatan rumah rakit, tetapi juga membuat khawatir akan rusak karena rumah rakit sebagai usaha perdagangan seperti sembako, bahan bakar, elektronik, peralatan dapur dll. Dengan kondisi rumah rakit yang mungkin sudah berusia puluhan tahun, risiko kerusakan akibat benturan ponton batu bara semakin meningkat. Selain kerugian material, dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat kecelakaan seperti kerusakan pada struktur rumah rakit dan potensi kontaminasi sungai serta kerusakan ekosistem.
Dengan sisa umur rumah rakit yang semakin menipis dan terancam semakin mendekati ponton batu bara, masa hunian depan di pinggir Sungai Mahakam menjadi semakin tidak pasti. Namun, masyarakat setempat tetap berharap bahwa dengan kerja sama dan upaya bersama, mereka dapat menjaga keberlangsungan hidup mereka sambil tetap memperhatikan keamanan dan kelestarian lingkungan sekitar.

Saat ini, para penduduk setempat dan pemerintah setempat sedang berjuang untuk menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi ancaman ini. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan memperkuat regulasi dan pengawasan lewat kapal asis terhadap operasional ponton batu bara yang melintas di Sungai Mahakam Muara Muntai.