Musim Haji diwarnai Tragedi: Lebih dari 1.300 Jemaah Haji Meninggal Akibat Panas Ekstrem di Mekkah

Seorang perempuan menggunakan kipas bertenaga baterai untuk mendinginkan seorang pria jemaah haji dalam ritual lempar jumrah. Gambar: BBC
Seorang perempuan menggunakan kipas bertenaga baterai untuk mendinginkan seorang pria dalam ritual lempar jumrah. Gambar: BBC

Geograph.id – Mekkah, 24 Juni 2024, musim haji tahun 2024 diwarnai tragedi memilukan. Lebih dari 1.300 jemaah dari berbagai negara telah meninggal dunia selama pelaksanaan ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi. Mayoritas kematian dikaitkan dengan gelombang panas ekstrem yang melanda wilayah tersebut, dengan suhu mencapai 51,8 derajat Celcius.

Menurut laporan Kementerian Kesehatan Arab Saudi, hingga 23 Juni 2024, tercatat 1.301 jemaah meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, 165 orang merupakan jemaah haji asal Indonesia. Kematian ini menjadi salah satu yang tertinggi dalam sejarah penyelenggaraan haji.

Panas terik dan dehidrasi menjadi faktor utama penyebab kematian jemaah. Banyak jemaah yang harus berjalan kaki dan beraktivitas di bawah terik matahari selama berjam-jam. Hal ini menyebabkan mereka mengalami dehidrasi parah dan heatstroke.

Kondisi diperparah dengan jumlah jemaah yang mencapai sekitar 2 juta orang. Hal ini menyebabkan kepadatan dan kesibukan di tempat-tempat suci, sehingga jemaah lebih sulit untuk mendapatkan bantuan medis saat dibutuhkan.

Upaya Pemerintah Arab Saudi Menanggulangi Panas Jemaah Haji

  • Memperbanyak tempat teduh dan penyediaan air minum: Otoritas Saudi telah memasang tenda-tenda dan dispenser air di berbagai lokasi di sekitar tempat-tempat suci.
  • Meningkatkan layanan medis: Jumlah petugas medis dan ambulans telah ditambah untuk memastikan jemaah yang sakit atau terluka dapat segera mendapatkan bantuan.
  • Memberikan imbauan: Jemaah haji dihimbau untuk minum banyak air, memakai pakaian yang longgar dan berwarna terang, serta menghindari aktivitas di bawah sinar matahari langsung selama jam-jam terpanas.

Meskipun demikian, jumlah kematian jemaah haji akibat panas ekstrem masih menjadi perhatian besar. Tragedi ini menjadi pengingat akan bahaya perubahan iklim dan perlunya upaya global untuk mengatasinya.

Para ahli kesehatan menghimbau agar negara-negara pengirim jemaah haji melakukan persiapan yang lebih matang untuk menghadapi cuaca ekstrem di masa depan. Hal ini termasuk memberikan edukasi kepada jemaah tentang cara menjaga kesehatan dan terhindar dari dehidrasi, serta menyediakan layanan kesehatan yang memadai.

Musim haji tahun 2024 ini menjadi pelajaran penting bagi penyelenggaraan ibadah haji di masa depan. Upaya pencegahan dan penanggulangan dampak cuaca ekstrem perlu diprioritaskan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan para jemaah yang menunaikan ibadah haji.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *