
Geograph.id – Setiap tahunnya, Malang kedatangan puluhan ribu mahasiswa baru dari berbagai daerah di Indonesia. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan populernya kota Malang sebagai tujuan pendidikan. Namun sayangnya, jumlah dan kualitas transportasi umum di Malang tidak sebanding dengan jumlah penduduk dan pelajar yang terus meningkat. Hal ini menyebabkan banyak pelajar yang menggunakan kendaraan pribadi, sehingga menyebabkan kemacetan.
Kedatangan kendaraan milik mahasiswa baru dari berbagai kampus disinyalir berpengaruh terhadap meningkatnya kepadatan arus lalu lintas dan menurunnya kualitas udara di Kota Malang, Jawa Timur. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang , Widjaja Saleh Putra mengatakan, sambil menerima laporan adanya pengiriman sekitar 100 unit sepeda motor setiap harinya ke Kota Malang melalui kargo. Hal itu terjadi selama kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di berbagai perguruan tinggi. Diperkirakan, kiriman sepeda motor tersebut dari para orangtua kepada anaknya untuk berkuliah.
Asap kendaraan, baik motor atau mobil, merupakan salah satu penyebab utama polusi udara. Asap ini terbentuk dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, yang biasanya digunakan untuk menghasilkan energi bagi transportasi. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Noer Rahman mengatakan, banyaknya kendaraan bermotor dari para maba yang melakukan aktivitas dapat mempengaruhi parameter kualitas udara di Kota Malang.
“Tentu kondisi ini bisa berpengaruh terhadap buangan gas kendaraan. Apabila kondisi emisi gas buangnya buruk, hal itu tentu akan mempengaruhi sekali parameter kualitas udara di Kota Malang,”ujarnya.
Tingkat kemacetan di Kota Malang bisa dibilang cukup parah. Kota Malang tercatat berada di urutan ke-4 kota termacet di Indonesia setelah Surabaya, Jakarta, dan Denpasar. Analisis itu menyebutkan bahwa setiap pengendara yang berada di Malang kehilangan waktu kurang lebih 29 jam selama periode jam sibuk. Namun dalam proses pembangunan Kota Malang merupakan salah satu lokasi yang bisa dikatakan strategi untuk terciptanya suatu laju pertumbuhan penduduk. Banyak masyarakat datang ke Malang dengan berbagai alasan seperti untuk belanja, sekolah, kuliah dan bekerja. Sehingga dalam hal ini Pemerintah Kota Malang harus terus mengembangkan wilayahnya.
Kepala Dishub Noer Rahman mengatakan, banyaknya kendaraan bermotor dari para maba yang melakukan aktivitas dapat mempengaruhi parameter kualitas udara di Kota Malang. Mari bersama-sama membangun Malang yang ramah lingkungan dan nyaman untuk ditinggali!