Infografis lebaran ramah lingkungan
Geograph.id – Hari Raya Idulfitri adalah momen yang dinanti banyak orang. Tradisi mudik, berkumpul bersama keluarga, berbagi THR, serta menikmati hidangan khas menjadikan perayaan ini semakin meriah. Namun, jika kita tidak menerapkan lebaran ramah lingkungan, ada dampak lingkungan yang sering luput dari perhatian, seperti lonjakan sampah plastik, pemborosan makanan, dan peningkatan emisi karbon dari kendaraan.
Salah satu masalah utama saat Lebaran adalah peningkatan sampah plastik. Hampers Lebaran, kemasan makanan sekali pakai, serta penggunaan kantong plastik saat berbelanja menyebabkan tumpukan sampah yang sulit terurai. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume sampah di Indonesia meningkat hingga 20-30% selama Lebaran.
Selain itu, pemborosan makanan juga menjadi persoalan. Banyak makanan yang tersisa dan akhirnya terbuang sia-sia. Padahal, makanan yang tidak dikonsumsi tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga merupakan bentuk pemborosan sumber daya.
Mudik massal juga berkontribusi pada peningkatan polusi udara. Jutaan kendaraan pribadi yang digunakan pemudik menyebabkan lonjakan emisi karbon, yang berdampak pada kualitas udara dan perubahan iklim.
Untuk mengurangi dampak ini, kita bisa melakukan beberapa langkah sederhana, seperti membawa wadah makanan sendiri, mengurangi plastik sekali pakai, memasak secukupnya agar tidak ada makanan terbuang, serta memilih transportasi umum atau berbagi kendaraan saat mudik.
Lebaran seharusnya tidak hanya membawa kebahagiaan bagi manusia, tetapi juga tetap menjaga kelestarian lingkungan. Dengan perubahan kecil, kita bisa menjadikan perayaan ini lebih bijak dan berkelanjutan.