Tindakan dan Kebiasaan Manusia dalam Menjaga atau Merusak Lingkungan

Hubungan antara manusia dan lingkungan
Hubungan antara manusia dan lingkungan Gambar: Pixabay

Geograph.id — Lingkungan hidup adalah rumah bagi seluruh makhluk di bumi, termasuk manusia. Namun, seiring perkembangan zaman, aktivitas manusia telah memberikan dampak signifikan terhadap kelestarian lingkungan. Baik tindakan kecil secara individu (mikro) maupun kebijakan besar berskala luas (makro), semuanya berperan penting dalam menentukan apakah lingkungan akan rusak atau terjaga.

Dalam artikel ini, kita akan mengulas bagaimana tindakan dan kebiasaan manusia dalam berbagai skala berkontribusi terhadap kerusakan maupun pelestarian lingkungan, serta langkah nyata yang bisa dilakukan untuk menjadi bagian dari solusi.

Kebiasaan Mikro Pilihan Sehari-Hari yang Berdampak Besar

Banyak orang berpikir bahwa perubahan harus datang dari atas, dari pemerintah atau perusahaan besar. Padahal, kenyataannya, perubahan bisa dimulai dari diri sendiri. Tindakan individu sehari-hari memiliki dampak besar ketika dilakukan secara kolektif.

Contohnya, penggunaan plastik sekali pakai masih menjadi kebiasaan banyak orang. Plastik yang tidak mudah terurai akan mencemari tanah dan laut selama ratusan tahun. Demikian pula dengan membuang sampah sembarangan, penggunaan kendaraan pribadi secara berlebihan, dan konsumsi energi tanpa kontrol, semuanya menjadi bagian dari penyumbang kerusakan lingkungan.

Sebaliknya, ada pula kebiasaan baik yang membantu menjaga bumi, seperti:

  • Mengurangi penggunaan kantong plastik
  • Memilah sampah organik dan anorganik
  • Menghemat air dan listrik
  • Beralih ke transportasi publik atau sepeda
  • Mengkonsumsi produk lokal dan ramah lingkungan

Meski terlihat kecil, tindakan mikro yang dilakukan secara konsisten oleh jutaan orang akan menciptakan dampak besar bagi kelestarian lingkungan.

Tindakan Makro Industri dan Pemerintah dalam Menjaga Lingkungan

Di sisi lain, kegiatan berskala besar seperti industri dan kebijakan pemerintah memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap lingkungan. Contohnya adalah deforestasi akibat pembukaan lahan sawit, pencemaran air dari limbah pabrik, serta emisi karbon dari sektor transportasi dan energi. Namun, tidak semua tindakan berskala makro bersifat destruktif. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan mulai menerapkan prinsip sustainability atau keberlanjutan dalam operasional mereka. Pemerintah juga mulai menerapkan regulasi yang mendukung pelestarian lingkungan, seperti:

  • Program reboisasi dan konservasi hutan, pemerintah Indonesia telah melaksanakan berbagai program reboisasi untuk memulihkan hutan yang rusak. Contohnya, di Desa Tritih Wetan, masyarakat setempat aktif melakukan penanaman pohon untuk mengembalikan fungsi ekologis hutan yang telah mengalami degradasi. Inisiatif ini menunjukkan peran penting komunitas dalam konservasi hutan dan pelestarian lingkungan.
  • Pembangunan energi terbarukan (solar, angin, air), PLN Indonesia Power telah meluncurkan proyek “Hijaunesia” yang mencakup pembangunan 12 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW. Selain itu, proyek “Hydronesia” dikembangkan dengan kapasitas 2.135 MW dari tenaga air dan 280 MW dari energi panas bumi. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam meningkatkan penggunaan energi terbarukan.
  • Pemerintah Kota Blitar telah mengambil langkah konkret dalam upaya mengurangi sampah plastik dengan menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 21 Tahun 2023 tentang Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai. Peraturan ini mulai berlaku pada 28 Maret 2023 dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup masyarakat serta mengurangi timbulan sampah plastik yang sulit terurai oleh alam. Sebagai tindak lanjut dari Perwali tersebut, pada 1 April 2023, bertepatan dengan Hari Jadi ke-117 Kota Blitar, Pemkot Blitar meluncurkan program pembatasan penggunaan plastik sekali pakai di berbagai sektor, termasuk minimarket dan supermarket. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak negatif sampah plastik.Ti

Kesadaran Menuju Lingkungan yang Berkelanjutan

Salah satu faktor penting dalam menjaga lingkungan adalah kesadaran kolektif masyarakat. Tanpa kesadaran yang kuat, regulasi dan teknologi ramah lingkungan tidak akan berjalan efektif. Perubahan budaya konsumsi, penguatan edukasi lingkungan sejak dini, dan pelibatan komunitas lokal menjadi elemen penting dalam membangun kesadaran ini.

Budaya lokal Indonesia sebenarnya memiliki banyak nilai yang sejalan dengan pelestarian lingkungan. Sebut saja konsep “Tri Hita Karana” dari Bali yang mengajarkan keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan. Atau “Sasi” di Maluku yang mengatur pemanfaatan sumber daya laut secara bijak. Menghidupkan kembali nilai-nilai lokal ini dapat menjadi pondasi kuat untuk membangun budaya cinta lingkungan yang berkelanjutan.

Setiap Pilihan Menentukan Masa Depan Bumi

Lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Baik tindakan kecil seperti membawa tas belanja sendiri, maupun kebijakan besar seperti pengurangan emisi karbon, semuanya memiliki peran penting dalam menentukan nasib bumi.

Tindakan dan kebiasaan manusia, baik dalam skala mikro maupun makro, harus diarahkan untuk menjaga lingkungan, bukan merusaknya. Sudah saatnya kita semua menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *