Pilah Sampah Dapat Sembako, Solusi Darurat Sampah di Banjarmasin

Pilah sampah dapat sembako
Timbangan sampah yang sudah dipilah Gambar: diskominfomc.kalselprov

Geograph.id  — Pemerintah Kota Banjarmasin meluncurkan program inovatif “Pilah Sampah Dapat Sembako” sebagai langkah konkret menghadapi kondisi darurat sampah yang terjadi sejak penutupan Tempat Pengelolaan Akhir Sampah (TPAS) Basirih. Penutupan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 01/02/2025 karena lokasi tersebut masih menggunakan sistem open dumping.

Program ini mendorong masyarakat untuk memilah sampah dari rumah. Sampah organik diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik seperti plastik dan logam dikumpulkan untuk didaur ulang. Warga yang aktif berpartisipasi akan mendapatkan paket sembako dari pemerintah sebagai bentuk apresiasi.

Dikutip dari laman resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Selatan (Diskominfo Kalsel), per 3 Mei 2025, langkah ini merupakan bagian dari upaya menyeluruh pemerintah kota dalam mengatasi lonjakan volume sampah yang mencapai sekitar 650 ton per hari. Padahal, TPAS regional Banjarbakula di Banjarbaru hanya mampu menampung 105 ton sampah per hari.

Strategi Penanganan Darurat Sampah

Dalam menyikapi krisis ini, Pemerintah Kota Banjarmasin melakukan berbagai langkah strategis, antara lain:

  • Menerbitkan surat edaran yang mewajibkan seluruh warga melakukan pemilahan sampah dari rumah tangga.
  • Mengoperasikan 52 unit Rumah Pilah Sampah di lima kecamatan yang dilengkapi dengan mesin pencacah.
  • Menerapkan sistem kerja 24 jam untuk membersihkan tumpukan sampah di titik-titik padat kota.

Upaya tersebut dikukuhkan dengan peluncuran program edukatif dan insentif sosial seperti “Pilah Sampah Dapat Sembako” guna mendorong partisipasi aktif masyarakat.

Dukungan Pemerintah Provinsi

Pilah sampah dapat sembako
Hadiah sembako setelah pemilahan Gambar : RRI

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Selatan, Fatimatuzzahra, menyampaikan apresiasi terhadap langkah cepat yang diambil Pemerintah Kota Banjarmasin. Ia menilai pendekatan ini sebagai solusi konkret dan jangka panjang. “Kami berharap program ini bisa mengedukasi dan mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah,” ujarnya, seperti dikutip dari Diskominfo Kalsel.

Partisipasi Masyarakat Jadi Kunci

Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, dalam keterangannya mengatakan bahwa krisis ini tidak bisa diatasi hanya oleh pemerintah. “Kami mengajak seluruh masyarakat untuk memilah sampah dari rumah. Sampah organik bisa diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik dapat didaur ulang. Dari rumah kita bisa memulai perubahan,” ujarnya. Dilansir dari diskominfomc.kalselprov

Menurutnya, melalui program ini, warga tidak hanya berkontribusi dalam mengurangi volume sampah, tetapi juga mendapat manfaat langsung berupa sembako.

Harapan untuk Masa Depan

Melalui kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, program ini diharapkan menjadi gerakan masif menuju Banjarmasin yang bersih dan berkelanjutan. Program “Pilah Sampah Dapat Sembako” juga dinilai dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam menghadapi tantangan serupa.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *