KHDTK Pujon Hill: Laboratorium Alam untuk Pengamatan Satwa Liar

Burung Ciung-Batu Siul (Myophonus caeruleus) yang tertangkap jepretan kamera saat pengamatan satwa Senin (12/5/2025). Gambar: Dokumentasi KSSL UMM
Burung Ciung-Batu Siul (Myophonus caeruleus) yang tertangkap jepretan kamera saat pengamatan satwa Senin (12/5/2025). Gambar: Dokumentasi KSSL UMM

Geograph.id– Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) UMM bukan hanya sekadar ruang hijau, tetapi juga berfungsi sebagai laboratorium alam untuk kegiatan pengamatan satwa liar dan ekosistemnya secara langsung. Terletak di balik perbukitan hijau Pujon, kawasan ini menawarkan udara sejuk, jalur trekking yang menantang, serta keanekaragaman hayati yang masih lestari. KHDTK Pujon Hill hadir sebagai destinasi wisata edukatif yang mengajak pengunjung berekreasi sekaligus menyadari pentingnya menjaga kelestarian alam.

Hutan Pendidikan dan Konservasi

Keberangkatan KSSL UMM menuju lokasi pengamatan satwa liar pada Senin (12/5/2025). Gambar: Dokumentasi Tim Geograph.id
Keberangkatan KSSL UMM menuju lokasi pengamatan satwa liar pada Senin (12/5/2025). Gambar: Dokumentasi Tim Geograph.id

Di lereng sejuk Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengelola KHDTK seluas kurang lebih 78 hektar. Kawasan ini bukan hanya menjadi pusat penelitian dan pendidikan, tetapi juga menjadi habitat berbagai satwa liar yang diamati oleh Kelompok Studi Satwa Liar (KSSL) UMM. Melalui kegiatan pengamatan ini, mahasiswa kehutanan UMM belajar langsung dari alam tentang pentingnya konservasi dan keberlanjutan ekosistem.

KHDTK Pujon Hill merupakan kawasan hutan produksi dan konservasi yang dikelola oleh UMM setelah menerima mandat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2019. Terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, kawasan ini terdiri dari hutan lindung dan hutan produksi dengan topografi berbukit. UMM memanfaatkan kawasan ini sebagai laboratorium lapangan untuk kegiatan pendidikan, penelitian, dan konservasi. KHDTK Pujon Hill memiliki ekosistem hutan yang mendukung keberadaan berbagai jenis flora dan fauna. Beberapa jenis satwa liar yang ditemukan di kawasan ini antara lain berbagai jenis burung dan kupu-kupu yang sering dijumpai saat pengamatan rutin oleh KSSL UMM.

Mata dan Telinga Kehidupan Satwa Liar

Proses pengamatan satwa liar oleh anggota KSSL UMM menggunakan binokular pada Senin (12/5/2025). Gambar: Dokumentasi Tim Geograph.id
Proses pengamatan satwa liar oleh anggota KSSL UMM menggunakan binokular pada Senin (12/5/2025). Gambar: Dokumentasi Tim Geograph.id

KSSL UMM adalah komunitas mahasiswa yang fokus pada edukasi, penelitian, dan aksi konservasi satwa liar. Mereka rutin melakukan pengamatan dan identifikasi satwa di KHDTK Pujon Hill, mencatat keanekaragaman hayati yang menjadi tuan rumah disana. Anggota kelompok ini bukan hanya mencatat jenis dan jumlah spesies, tapi juga mengamati pola aktivitas, habitat favorit, hingga potensi ancaman yang dihadapi fauna tersebut.

Untuk melakukan pengamatan satwa liar di KHDTK Pujon Hill, kita harus melewati proses yang tidak ringan. Trekking menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas ini, karena medan hutan yang berbukit menuntut fisik yang kuat dan kesiapan mental terlebih di musim penghujan. Setiap pengamatan dimulai sejak pagi hari saat satwa paling aktif, dengan membawa peralatan seperti teropong binokular untuk mengamati burung di kejauhan. 

Keberadaan beragam jenis kupu-kupu di KHDTK Pujon Hill menjadi salah satu indikator penting bahwa habitat di kawasan ini masih terjaga dengan baik. Dalam ilmu ekologi, kupu-kupu dikenal sebagai bioindikator karena mereka sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, terutama terhadap kualitas udara, ketersediaan vegetasi, dan gangguan manusia. Semakin tinggi keanekaragaman spesies kupu-kupu yang ditemukan, semakin besar pula kemungkinan bahwa ekosistem di sekitarnya berada dalam kondisi sehat. 

Pengamatan Satwa

Proses pengamatan satwa liar oleh anggota KSSL UMM menggunakan binokular pada Senin (12/5/2025). Gambar: Dokumentasi Tim Geograph.id
Proses pengamatan satwa liar oleh anggota KSSL UMM menggunakan binokular pada Senin (12/5/2025). Gambar: Dokumentasi Tim Geograph.id

Tak hanya burung dan mamalia kecil, keragaman kupu-kupu di KHDTK menjadi penanda penting akan kualitas lingkungan yang sehat. Anggota KSSL UMM mencatat bahwa sejumlah spesies kupu-kupu endemik masih dapat dijumpai di area ini, yang berarti bahwa vegetasi inang dan sumber makanan alami mereka tetap tersedia. Temuan ini bukan hanya menambah nilai ilmiah bagi studi konservasi, tapi juga memperkuat urgensi menjaga KHDTK sebagai kawasan edukatif yang kaya biodiversitas.

Jika Anda ingin memompa adrenalin, maka kegiatan ini cocok untuk diikuti. Tak sekadar merasakan petualangan, tetapi juga mendapat ilmu baru tentang keanekaragaman hayati. Alih-alih mendengar hiruk pikuk suara kendaraan bermotor yang hanya mengotori gendang telinga, lebih baik mendengar orkestra kicauan burung yang meriah. Apalagi, semua aktivitas dilakukan dengan mengedepankan prinsip non-destruktif, agar konservasi tetap berjalan selaras dengan penelitian. 

Pengamatan merekam perilaku, mencatat keberadaan, dan mendokumentasikan keanekaragaman yang jarang terjamah mata publik. Namun, kegiatan ini tak sekadar menambah catatan biodiversitas, tapi juga membentuk cara pandang baru bagi manusia. Bahwa alam bukan objek eksploitatif, melainkan entitas yang harus dihargai. 

Menuju Masa Depan yang Lebih Lestari

Burung Kutilang (Pycnonotus aurigaster) yang tertangkap jepretan kamera saat pengamatan satwa Senin (12/5/2025). Gambar: Dokumentasi KSSL UMM
Burung Kutilang (Pycnonotus aurigaster) yang tertangkap jepretan kamera saat pengamatan satwa Senin (12/5/2025). Gambar: Dokumentasi KSSL UMM

KHDTK UMM menjadi laboratorium hidup bagi siapa saja yang menginjakkan kaki dalam mengamati satwa liar. Melalui kegiatan ilmiah dan konservasi, mahasiswa belajar mencintai alam dengan penuh tanggung jawab. Di sana, setiap jejak satwa yang terekam adalah pengingat bahwa di balik peradaban modern, masih ada kehidupan liar yang patut dijaga bersama. Melalui pengamatan satwa, kita bisa belajar tentang bagaimana manusia dan alam bisa hidup berdampingan.

Melalui kegiatan pengamatan satwa, kepekaan ekologis kita akan pelan-pelan terasah. Dan di sinilah, KHDTK hadir sebagai bukti nyata bahwa ilmu pengetahuan dan alam tumbuh bersama. Pujon Hill menjadi tempat memetik pengetahuan langsung dari interaksi dengan ekosistem hutan. Melalui pengelolaan KHDTK Pujon Hill, Universitas Muhammadiyah Malang berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Dengan melibatkan mahasiswa dan masyarakat dalam konservasi, diharapkan kawasan ini tetap lestari dan menjadi sumber pembelajaran bagi generasi mendatang.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *