Refleksi Hari Hutan Sedunia : Hutan Sebagai Ruang Hidup Masyarakat Global

Alih fungsi lahan yang berdampak pada kerusakan hutan. Sumber: forestdigest.com

Geograph.id – Pada 21 Maret, seluruh insan masyarakat dunia merayakan Hari Hutan atau World Forestry Day. Mulanya, peringatan ini diinisiasi oleh Konferensi Organisasi Pangan dan Pertanian Eropa yang kemudian ditetapkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB melalui resolusi PBB 67/200 pada tahun 1971 dan diperingati setiap tanggal 21 Maret.

Tujuan dari peringatan Hari Hutan adalah sebagai momentum untuk sadar dan peduli terhadap kelestarian hutan yang telah menopang kehidupan di bumi selama ini. Dalam perjalanan perputaran bumi ini, hutan memiliki peran vital dalam keberlangsungan hidup seluruh makhluk bumi, hutan menjadi produsen oksigen, rumah bagi satwa, serta ruang bagi keanekaragaman flora.

Namun kini, hutan memiliki beberapa ancaman yang diciptakan oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab, kian hari hutan dialih fungsi menjadi lahan, hutan dibalak liar oleh tangan-tangan barbar, hutan kian menipis dan akan habis.

Pada 2022, deforestasi hutan dunia justru naik sebesar 4%, dunia kehilangan 6,6 juta ha hutan, tertinggal 21% dari target upaya mengakhiri deforestasi hutan yang ditargetkan hingga 2030. Dari 6,6 juta ha hutan yang hilang sebagian merupakan wilayah hutan tropis.

Dengan melihat besarnya angka diatas, harusnya persoalan deforestasi atau semacamnya yang mengancam kelestarian hutan harus segera dibabat habis melebihi pembabatan liar yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, hendaknya menjaga hutan harus menjadi tanggung jawab bersama masyarakat dunia. Peringatan Hari Hutan Dunia menjadi momentum pemantik kesadaran bersama untuk lebih peduli terhadap kelestarian hutan sebagai sumber kehidupan alami yang mampu menopang seluruh kehidupan dunia.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *