Geograph.id – 28/5/2024 Militer Israel melancarkan serangan udara terhadap pengungsian di Rafah. Sedikitnya 50 orang dilaporkan tewas akibat serangan terbaru Tel Aviv tersebut. Hal ini memicu kebakaran yang mengoyak tenda-tenda pengungsi di area tersebut. Sekitar 249 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
Israel menghadapi gelombang kecaman internasional atas serangan terbarunya terhadap Rafah, termasuk dari seluruh kawasan serta dari Uni Eropa, Prancis, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Saat rudal Israel menghantam pengungsian tersebut pada malam hari, api menyebar dengan cepat, meratakan perkemahan dengan tanah dan menewaskan sedikitnya 50 orang. Menurut pejabat Gaza di tengah para petugas medis yang panik membantu para korban terluka maupun yang tewas. Muncul laporan tentang serangan pesawat tak berawak Israel di pintu masuk rumah sakit, yang menewaskan 2 orang staf.
Ketika Dr Muhammad al-Mughayer, dari Pertahanan Sipil Palestina, tiba di lokasi penyerangan api masih menyala.
“Kebakarannya sangat besar dan menyebar ke mana-mana,” kata al-Mughayer kepada Al Jazeera.
Kebanyakan dari mereka yang terbunuh mengalami luka bakar parah di tubuhnya, tambahnya.
Suasana mencekam di Rumah Sakit Kuwaiti, Foto: ALJAZEERA
Kantor berita Wafa, mengutip Palestine Red Crescent Society (PRCS), mengatakan bahwa banyak dari mereka yang meninggal karena “dibakar hidup-hidup” di dalam tenda mereka.
Menurut militer Israel, mereka menggunakan amunisi presisi tinggi dalam serangan itu. dan mereka menyerang kompleks Hamas di Rafah “berdasarkan intelijen yang tepat”.
Selain menewaskan warga Palestina lainnya, serangan itu juga menewaskan kepala staf Hamas di Tepi Barat, serta pejabat senior Hamas lainnya, kata militer.
Suasana memilukan di rumah sakit Kuwaiti Gaza sangat menyayat hati. Seorang gadis kecil dengan piyama merah muda terbaring di ranjang berlumuran darah, Orang tuanya berdiri di sekelilingnya, menggendong dua anak kecil, sambil mencoba meminta bantuan petugas medis yang sedang bekerja. Di sisi lain seorang gadis mengenakan hoodie merah basah kuyup menjerit dan gemetar kesakitan.
Beberapa petugas medis membawa tubuh tak bernyawa seorang anak laki-laki yang mengenakan celana pendek dengan kaos berlumuran darah ke ranjang rumah sakit, sebelum ia dibungkus dengan kain putih untuk dimakamkan.