
Geograph.id – Volume sampah di jalur Pelabuhan Gilimanuk meningkat signifikan seiring dengan arus mudik Lebaran 2025. Sebagai jalur utama pemudik menuju pelabuhan, kawasan ini mengalami lonjakan limbah domestik yang mengakibatkan tumpukan sampah di beberapa titik.
Lonjakan Volume Sampah Selama Arus Mudik
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana, Dewa Gede Ary Candra, mengungkapkan bahwa volume sampah di jalur Gilimanuk meningkat dari 3,5 ton per hari menjadi 5 ton per hari. Bahkan, total sampah yang terkumpul selama periode mudik mencapai 18 ton. “Peningkatan cukup dratis, hingga 1-2 ton setiap harinya, kami tambah armada truk yang kesana,” jelasnya, dikutip dari RadarBali.
Dilansir dari Bisnis Bali, Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadi Kusuma, menyebut bahwa pihak kelurahan harus menangani sendiri sampah yang menumpuk di jalan kampung. “Kami sudah berkoordinasi dengan PT ASDP Indonesia untuk menyediakan kantong sampah, tetapi hingga kini penanganannya masih dilakukan oleh kelurahan,” katanya.
Tony juga menyampaikan bahwa 18 ton sampah tersebut telah dihasilkan sejak H-7 Nyepi. Sebagian besar berupa sampah plastik yang menumpuk di gang-gang jalur alternatif menuju Pelabuhan Gilimanuk. Di samping itu, tumpukan sampah juga sering terlihat di Terminal Kargo Gilimanuk dan Terminal Manuver Gilimanuk.
Respons Warga dan Kendala Penanganan Sampah
Warga mengeluhkan kondisi ini, mengingat tumpukan sampah yang mengganggu kenyamanan serta menimbulkan bau tidak sedap. Sebagai langkah awal, warga bergotong royong membersihkan area yang terdampak. Selain itu, dua pekan terakhir armada truk sampah ke Gilimanuk ditambah untuk menangani masalah tersebut.
Tony mengatakan bahwa ia memerlukan biaya BBM untuk mengangkut sampah karena truk harus bolak-balik beberapa kali. Ia menjelaskan, “Sehari bisa empat kali pengangkutan. Sedangkan pemerintah efisiensi anggaran, sudah pasti tidak ada untuk itu. Saya sebagai lurah kebingungan masalah sampah ini, masalah pengangkutannya. Harapannya ya dari ASDP ikut membantu untuk masalah ini,” ungkapnya.
Upaya penanganan sampah selama arus mudik diharapkan dapat mengurangi dampak lingkungan dan menciptakan jalur mudik yang lebih bersih dan nyaman bagi para pemudik.