Sampah Menjadi Berkah: Upaya Kreatif Mengubah Limbah Menjadi Produk Bermanfaat

Rengkuh Banyu, Raditya Dika, Egi Haw dalam podcast di kanal Youtube Raditya Dika
Rengkuh Banyu, Raditya Dika, Egi Haw dalam podcast di kanal Youtube Raditya Dika

Geograph.id – Di tengah krisis sampah yang kian memprihatinkan, muncul berbagai upaya kreatif untuk mengubah limbah menjadi produk bermanfaat. Salah satu contoh inspiratif datang dari Rengkuh Banyu, seorang desainer produk yang memanfaatkan limbah untuk menciptakan produk ramah lingkungan.

Persoalan sampah di Indonesia menjadi salah satu isu lingkungan yang mendesak. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2022, Indonesia menghasilkan 70 juta ton sampah per tahun. Dari jumlah tersebut, hanya 30% yang dikelola dengan baik, sisanya berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) liar atau mencemari lingkungan.

Upaya Kreatif Rengkuh Banyu

Rengkuh Banyu, dalam video YouTube bersama Raditya Dika, menunjukkan bagaimana dia mengubah sampah menjadi produk bernilai. Salah satu contohnya adalah memanfaatkan pelepah pohon palem yang tersisa. Pelepah ini biasanya dibuang setelah jatuh dari pohon.

Perusahaan Rengkuh mengumpulkannya dan mengubahnya menjadi piring ramah lingkungan. Piring-piring ini disterilkan dan ditekan untuk memastikan keamanannya untuk digunakan.

Rengkuh Banyu sendiri adalah CEO dari perusahaan bernama Plepah dan penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2023. Plepah didirikan Rengkuh Banyu sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan limbah yang tak kunjung usai. Berawal dari keresahannya terhadap limbah pembungkus makanan yang kian hari kian menumpuk menjadi sampah.

Maka dari itu ia mencoba membuat inovasi menjadikan pelepah pohon menjadi alat pembungkus makanan yang ramah lingkungan. Saat ini Plepah telah membuat berbagai macam pembungkus makanan yang terbuat dari limbah.

Dampak Positif Upaya Rengkuh

Upaya Rengkuh tidak hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Selain itu, produk-produknya yang ramah lingkungan membantu mempromosikan gaya hidup yang berkelanjutan.

Masalah yang Dihadapi

Meskipun upaya Rengkuh patut diapresiasi, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Kurangnya kesadaran masyarakat, infrastruktur yang tidak memadai, dan terbatasnya dana menjadi beberapa faktor yang menghambat upaya ini.

Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengatasi krisis sampah di Indonesia. Pemerintah perlu meningkatkan investasi dalam infrastruktur pengelolaan sampah dan edukasi publik. Masyarakat juga perlu mengubah kebiasaan membuang sampah sembarangan dan mulai memilah sampah.

Marilah kita bersama-sama mengubah sampah menjadi berkah dengan mengikuti jejak Rengkuh dan berinovasi untuk menciptakan solusi yang ramah lingkungan.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *