Sampah Plastik Menembus Kedalaman Samudera: Palung Mariana Tercemar Mikroplastik

Lokasi dasar laut terdalam, palung Mariana yang terletak di kepulauan Mariana. Palung Mariana berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik dekat dengan Jepang dan pulau Guam, Indonesia dan Filipina. Gambar oleh Museum Selam

Geograph.id – Palung Mariana adalah titik terdalam di lautan. Palung yang letaknya tidak jauh dari pesisir pulau Miangas, Sulawesi Utara ini menyimpan sebuah misteri baru bagi ekosistem lautan. Ngarai laut dalam tersebut terletak di daerah terpencil di Samudera Pasifik. Panjangnya hampir 10.975 meter (36.000 kaki) ke bawah lebih dari 11 kilometer (tujuh mil). Namun jika Anda mengira tempat terpencil di Bumi ini bisa terhindar dari infiltrasi polusi plastik, Anda salah.

Ekspedisi mengungkap misteri bawah laut, Palung Mariana.

Vescovo memecahkan rekor penyelaman paling dalam dengan selisih 11 meter dalam penyelaman terbarunya, yang mencapai kedalaman 10.927 meter di bawah permukaan udara. Gambar oleh Oseanografi

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kantong plastik kini menjadi sampah plastik terdalam yang diketahui. Para ilmuwan menemukan keberadaannya dengan melihat melalui Database Puing Laut Dalam. 

Sebagai bagian dari pemecahan rekor penyelaman terdalam, seorang penjelajah Amerika Serikat menemukan kantong plastik di dasar laut terdalam di muka bumi ini. Victor Vescovo pergi ke Palung Mariana di Samudera Pasifik, lokasi terdalam di lautan. Dia turun sejauh hampir 11 kilometer.

Sebuah sampah plastik sebagai pemandangan buruk di dasar laut. Gambar oleh Sains

Dia menghabiskan empat jam menjelajahi dasar palung dengan menumpang kapal selam yang dibuat untuk menahan tekanan laut dalam. Dia menemukan kantong plastik dan bungkus permen serta banyak makhluk laut di lokasi itu.

Ini adalah pengalaman bagi manusia ketiga untuk mencapai kedalaman laut yang ekstrem. Pada tahun 1960, Letnan Angkatan Laut AS Don Walsh dan insinyur asal Swiss Jacques Piccard menumpang kapal selam bernama Trieste untuk menyelam ke dasar Palung Mariana.

Vescovo memecahkan rekor penyelaman paling dalam dengan selisih 11 meter dalam penyelaman terbarunya, yang mencapai kedalaman 10.927 meter di bawah permukaan udara.

Vescovo dan kru melakukan lima penyelaman total ke dasar palung. Selain itu, perangkat robot digunakan untuk menjelajahi wilayah tersebut.

Don Walsh adalah salah satu dari dua orang pertama yang menjelajahi Palung Mariana dan merupakan Saksi mata penyelaman di Samudera Pasifik.

“Saya memberi hormat kepada Victor Vescovo dan tim yang hebat atas rampungnya penjelajahan mereka yang bersejarah ke dalam Palung Mariana.”

“Enam dekade yang lalu, saya dan Jacques Piccard adalah penjelajahan pertama di lautan terdalam. Kini, pada usia senja, saya sangat dihormati diundang dalam ekspedisi ke tempat saya sewaktu masih muda,” ujarnya.

Vescovo dan penonton percaya bahwa mereka telah menemukan empat spesies amphipod baru, sejenis udang. Mereka melihat cacing sendok di kedalaman 7.000 meter dan ikan siput merah jambu di kedalaman 8.000 meter.

Selain itu, mereka mengumpulkan banyak sampel batu di dasar laut dan menemukan bebatuan berwarna -warni yang mungkin berasal dari mikroba di dasar laut.

Ditemukannya sampah plastik di Palung Mariana menunjukkan dampak ulah manusia di Bumi. Para peneliti telah melihat perangkat robot ini dalam ekspedisi lain. Setiap tahun, jutaan ton sampah plastik masuk ke laut, tetapi tidak banyak orang yang mengetahui dari mana sampah yang tertimbun.

Victor Vescovo membutuhkan empat jam lamanya untuk menjelajah dasar Palung Mariana. Gambar oleh BBC

Sekarang, ilmuwan akan memeriksa makhluk yang mereka temukan untuk mengetahui apakah mereka mengandung mikroplastik. Hewan di dasar lautan juga menghadapi masalah sampah plastik, menurut kajian sebelumnya.

Sebuah bagian dari ekspedisi Five Deeps, yang bertujuan untuk menjelajahi titik-titik terdalam di lima samudera dunia, adalah penyelaman ini. Vescovo, seorang investor akuitas yang ingin menjelajahi kedalaman laut yang ekstrem serta mendaki puncak gunung tertinggi di tujuh benua, bertanggung jawab atas penjelajahan itu.

Kapal selam DSV Limiting Factor dibuat oleh perusahaan AS, Triton Submarine. Gambar oleh Koran Jakarta

Selama enam bulan terakhir terhitung sejak tahun 2019, penyelaman telah dilakukan di Palung Puerto Rico di Samudera Atlantik (8.376 meter), Palung South Sandwich di Samudera Selatan (7.433 meter), dan Palung Jawa di Samudera Hindia (7.192 meter). Lalu selanjutnya akan mengarungi dasar samudera, palung Mariana.

Untuk mencapai dasar Molloy Deep di Samudera Arktik, yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus mendatang, adalah tantangan selanjutnya bagi tim.

Vescovo menggunakan kapal selam yang disebut DSV Limiting Factor, yang dibuat oleh perusahaan AS Triton Submarines. Kapal selam ini panjangnya 4,6 meter dan tingginya 3,7 meter, dan dapat menampung dua orang.

Kapal yang dibuat dari bahan titanium setebal 9 cm dapat menahan tekanan hingga 1.000 bar, setara dengan bobot lima puluh jet jumbo yang ditumpuk di atasnya. Kapal selam harus mampu beroperasi dalam kegelapan dan suhu hampir beku, selain bekerja di bawah tekanan.

Direktur kreatif Atlantic Productions Anthony Geffen mengatakan bahwa ekspedisi peliputan ini adalah yang paling sulit yang pernah dia lakukan.

“Tim kami harus membuat sistem kamera baru yang dapat dipasang di kapal selam, beroperasi pada kedalaman 10.000 meter di bawah laut, dan bekerja dengan perangkat robot dan sistem kamera untuk memungkinkan kami merekam kapal selam Victor di dasar laut .”

Geffen menyatakan, “Kami juga harus merancang rig baru yang dapat masuk ke dalam selam Victor dan menangkap setiap momen penyelaman Victor .”

Setelah mencetak rekor, kapal selam diangkut oleh DSSV Pressure Drop, kapal induknya. Gambar oleh Dive SSI

Vescovo berencana menghibahkan kapal selamnya ke berbagai lembaga sains untuk digunakan oleh para peneliti setelah ekspedisi Five Deeps selesai tahun 2019.

Menggunakan perangkat robot untuk menjelajahi lautan dalam merupakan tantangan karena palung-palung lautan merupakan batas terakhir planet Bumi.

Pada awalnya, orang mengira dasar laut adalah tempat yang jauh dan tidak dihuni. Namun, kenyataannya justru sebaliknya.

Selain itu, semakin banyak bukti yang mendukung gagasan bahwa dasar lautan adalah penyerap karbon, dan bahwa mereka memainkan peran dalam mengatur iklim Bumi.

Sampah plastik merambah hingga ke dasar lautan. Gambar oleh SciTechDaily
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *