Sungai Amazon Mengering Parah, Ribuan Ikan Mati, Masyarakat Terancam

geograph.id-Berbagai aliran sungai Amazon, Brasil, Mengalami kekeringan parah hingga permukaan air mencapai rekor terendah. Puluhan lumba-lumba sungai mati dan terdampar di bibir sungai. Ribuan ikan tak bernyawa mengapung di permukaan Sungai Amazon. Denyut kehidupan masyarakat turut terancam. Mereka yang mengandalkan aliran sungai untuk distribusi bahan bakar, makanan, atau air bersih tidak bisa mengaksesnya karena kapal tak bisa berlayar.
Selain itu, kanal ke danau tempat mereka biasa memancing ikan pirarucu, Sebagai sumber pendapatan utama, mengalami kekeringan. Di samping itu, membawa ikan pirarucu seberat 200 kilogram di sepanjang pelayaran akan sangat memberatkan karena kedangkalan sungai. “Kami mengambil risiko menangkap ikan di danau, dan ikan itu tiba dalam keadaan rusak. Jadi tidak ada cara bagi kami untuk menangkap ikan,” kata Edvaldo de Lira, tokoh setempat Auati-Parana.
Perubahan iklim
Direktur Sains Amazon Environmental Research Institute Ane Alencar menyampaikan, manusia telah mengalami kejadian ekstrem, baik kekeringan atau hujan lebat, yang lebih sering terjadi karena perubahan iklim.
“Hal ini mempunyai konsekuensi yang sangat serius tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi masyarakat dan perekonomian,” kata Alencar. “Saya pikir ada kemungkinan besar bahwa apa yang kita jalani saat ini, fluktuasi, adalah hal yang normal baru,” tambahnya. Pemerintah Brasil telah membentuk satuan tugas untuk mengoordinasikan respons terhadap kekeringan di aliran sungai Amazon. Menurut National Institute for Space Research, Curah hujan diperkirakan di bawah rata-rata hingga akhir ini. Dampak kekeringan sudah meluas hingga ke luar aliran sungai Amazon.
Dampak Terhadap Masyarakat
Kami menghadapi situasi yang sangat mengkhawatirkan. Rekor kekeringan ini telah mengganggu rute transportasi sungai yang mengancam kekurangan makanan dan air, Serta kematian ikan dalam jumlah besar telah dimulai,” katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara. Marina Silva menyampaikan, sekitar 111.000 orang telah terdampak kekeringan di wilayah yang sebagian besar.
Marina Silva menjelaskan, satuan tugas federal akan diterbangkan oleh Angkatan Udara ke negara bagian Amazonas dan Acre dengan membawa air, makanan, obat-obatan dan sumber daya lainnya. Pemerintah Brasil juga mengalokasikan 140 juta reais untuk mengeruk sungai-sungai dan pelabuhan-pelabuhan di wilayah tersebut agar transportasi dapat terus mengalir ketika permukaan air turun.
Menurut pusat peringatan bencana Brasil, CEMADEN, Sungai Amazon mengalami kekeringan parah. Padahal, Aliran sungai tersebut menyuplai 20 persen air tawar di Bumi. Pada Jumat (6/10/2023), 42 dari 62 kota yang di Negara Bagian Amazonas, Brasil, Telah mengumumkan keadaan darurat. Sekitar 111.000 orang telah terkena dampak kekeringan sejauh ini. Dan jumlah tersebut mungkin akan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun.