
Geograph.id – Sungai Citarum, dijuluki sebagai sungai terpanjang dan tercemar di Jawa Barat, kembali diwarnai pemandangan sampah yang menumpuk. Ironisnya, hal ini terjadi hanya 3 hari setelah komunitas Pandawara bersama masyarakat sekitar bahu membahu membersihkan sampah di bantaran dan aliran sungai.
Pemandangan sampah yang kembali memenuhi Sungai Citarum ini memicu keprihatinan dan kekhawatiran publik. Informasi itu banyak beredar di media sosial, salah satunya di akun Instagram @whichisteutic, Rabu, 19 Juni 2024.
Unggahan itu memperlihatkan kondisi Sungai Citarum yang penuh dengan sampah sebelum dibersihkan oleh tim Pandawara dan warga sekitar. Setelah dibersihkan, kondisinya jadi jauh lebih baik. Tapi tiga hari kemudian, sampah kembali memenuhi kawasan sungai tersebut. Upaya pembersihan yang dilakukan dengan penuh semangat dan dedikasi seakan sia-sia dalam waktu singkat.
Menurut berbagai sumber, sampah yang kembali menumpuk di sungai ini berasal dari berbagai sumber, seperti rumah tangga, industri, dan perbuangan liar. Kurangnya kesadaran masyarakat dan lemahnya penegakan hukum menjadi faktor utama yang memperparah masalah ini.
Kasus Sungai Citarum ini menjadi tamparan keras bagi upaya pelestarian lingkungan di Indonesia. Diperlukan langkah-langkah strategis dan berkelanjutan dari berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan ini.
Pemerintah perlu memperkuat regulasi dan penegakan hukum terkait pengelolaan sampah, meningkatkan edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai, serta membangun sistem pengelolaan sampah yang memadai.
Masyarakat juga harus lebih proaktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya. Mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat menjadi lebih ramah lingkungan menjadi kunci utama dalam mengatasi permasalahan ini.
Kasus Sungai Citarum ini bukan kasus terisolasi. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), terdapat 15 sungai prioritas di Indonesia yang tercemar berat. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pelestarian lingkungan di Indonesia masih panjang dan membutuhkan komitmen berkelanjutan dari semua pihak.