Geograph.id — Kulit singkong mengandung pati yang cukup tinggi, menjadi bahan baku potensial untuk pembuatan plastik biodegradable. Penelitian menunjukkan bahwa plastik dari kulit singkong memiliki kekuatan tarik yang cukup kuat dan dapat terurai di dalam tanah dalam waktu sekitar 14 – 100 hari tergantung kondisi nya.
Namun, produksi massal masih menghadapi tantangan, terutama terkait biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan plastik konvensional.
Inovasi ini sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular dan keberlanjutan, membuka peluang bagi UMKM dan industri lokal untuk terlibat dalam produksi plastik ramah lingkungan. Dengan dukungan teknologi dan kebijakan pemerintah, pemanfaatan kulit ketela dapat menjadi solusi nyata terhadap krisis pencemaran plastik global.