Geograph.id — Jawa Timur menunjukkan adanya penurunan luas panen padi yang cukup signifikan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, pada tahun 2024, luas panen padi tercatat sebesar 1,62 juta hektare. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,08 juta hektare dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,70 juta hektare. Salah satu faktor utama penurunan ini adalah alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian, seperti perumahan dan industri. Fenomena ini terlihat jelas di kawasan Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, di mana kompleks perumahan berdiri di dekat area persawahan.
Penurunan luas panen padi ini tentu berdampak pada produksi di Jawa Timur. Pada tahun 2024, produksi padi diperkirakan sekitar 9,2 juta ton gabah kering giling (GKG), mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 9,71 juta ton GKG. Alih fungsi lahan pertanian menjadi tantangan serius bagi ketahanan pangan di Jawa Timur. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mengendalikan alih fungsi lahan dan menjaga keberlanjutan produksi pangan.