[Video] Urban Heat Island: Kenapa Kota Terasa Makin Panas

Geograph.id – Fenomena meningkatnya suhu udara di wilayah perkotaan dikenal dengan istilah Urban Heat Island (UHI) atau Pulau Panas Perkotaan. Ini merupakan kondisi ketika kawasan perkotaan mengalami suhu yang lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya yang cenderung lebih hijau dan alami. Perbedaan suhu ini bisa mencapai beberapa derajat celsius, terutama saat malam hari, dan berdampak langsung pada kenyamanan serta kesehatan masyarakat kota.

Urban Heat Island terjadi akibat dominasi permukaan buatan seperti beton, aspal, dan bangunan tinggi yang menyerap panas dari sinar matahari. Permukaan ini menyimpan panas di siang hari dan melepaskannya perlahan saat malam tiba, menyebabkan udara tetap hangat bahkan setelah matahari terbenam. Kota-kota yang padat penduduk dan minim ruang terbuka hijau menjadi penyumbang terbesar dari fenomena ini.

Aktivitas manusia juga memperburuk kondisi UHI. Kendaraan bermotor, mesin industri, dan peralatan pendingin seperti AC menghasilkan panas tambahan yang terakumulasi di lingkungan. Emisi dari kegiatan ini bukan hanya meningkatkan suhu, tetapi juga menurunkan kualitas udara, menciptakan situasi yang tidak sehat bagi masyarakat.

Dampak dari Urban Heat Island sangat nyata. Kebutuhan energi meningkat drastis karena masyarakat bergantung pada pendingin ruangan. Beban listrik menjadi lebih tinggi, terutama saat musim panas. Selain itu, risiko gangguan kesehatan seperti dehidrasi, kelelahan akibat panas, dan penyakit pernapasan meningkat secara signifikan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.

Untuk mengurangi dampak UHI, diperlukan upaya bersama melalui perencanaan kota yang ramah lingkungan. Penggunaan material bangunan yang memantulkan panas, pengembangan taman kota, pembuatan atap hijau, dan penghijauan jalan merupakan langkah efektif dalam menciptakan kota yang lebih sejuk dan nyaman. Konsep kota berkelanjutan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan menjaga kualitas hidup penduduk urban.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *