Ilustrasi memperlihatkan proses pembuatan BBM dari bahan sampah. Gambar: Kompas.com
Geograph.id — Di Desa Talunombo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Warga berhasil kembangkan inovasi pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) alternatif. Inisiatif ini lahir lewat program Tempat Pembuangan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R), yang digagas oleh Badarudin bersama para penggiat lingkungan setempat.
“Kami melihat tumpukan sampah bukan lagi sebagai masalah, melainkan sebagai peluang energi alternatif, apalagi di tengah kelangkaan gas elpiji,” ujar Badarudin kepada Kompas.com, Sabtu (19/4/2025).
Olahan Sampah Plastik Jadi Solar
Dalam prosesnya, 50 kilogram sampah plastik diproses menggunakan mesin pirolisis bersuhu 300 derajat Celsius selama 12 jam, menghasilkan 40 hingga 45 liter solar. Mesin ini juga mampu mengolah limbah minyak goreng bekas dan oli bekas menjadi energi baru.
Awalnya, ide ini muncul karena banyaknya sampah plastik yang mencemari lahan pertanian. Melalui kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Jawa Tengah, mesin pirolisis berhasil dikembangkan pada tahun 2022.
Peningkatan Ekonomi Warga
Setelah mesin beroperasi maksimal, warga bahkan membeli sampah plastik dari luar desa seharga Rp 500 per kilogram. Solar hasil produksi dijual Rp 10.000 per liter dan digunakan untuk menggerakkan mesin pertanian seperti traktor. Dari setiap produksi, mereka mengeluarkan biaya Rp 200.000 untuk bahan bakar kayu dan menghasilkan solar senilai Rp 400.000, sehingga warga memperoleh keuntungan bersih Rp 200.000.
“Harapannya, tentu kami ingin program ini mendapat dukungan lebih luas, karena dampaknya nyata terhadap lingkungan dan perekonomian masyarakat,” tambah Badarudin.
Briket Ramah Lingkungan dari Residu
Selain menghasilkan solar, limbah dari proses pirolisis juga dimanfaatkan menjadi briket ramah lingkungan. Briket ini dibuat dengan mencampurkan residu plastik dan tepung tapioka, menghasilkan bahan bakar alternatif yang tahan lama dan efektif di tengah keterbatasan gas elpiji.
Perubahan Lingkungan Desa
Warga Talunombo menyambut baik inovasi ini. Ahmad, salah satu warga, mengaku kualitas lingkungan desa membaik sejak program berjalan. “Dulu bau sampah menyengat, sekarang udaranya lebih bersih dan air sumur tidak tercemar,” katanya dilansir dari kompas.com. Hal serupa disampaikan Budi Santoso yang berharap produksi dapat diperluas agar manfaatnya bisa dirasakan oleh lebih banyak warga.
Desa Talunombo kini menjadi contoh nyata bagaimana pengelolaan sampah inovatif dapat menciptakan energi ramah lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.