Zero Waste Nation: Singapura Ubah Sampah Menjadi Energi Listrik

Sumber: Canva

Geograph.id Singapura adalah negara kecil dengan populasi yang besar, tetapi sampah di negara ini dikelola dengan baik. Pasalnya, Singapura hanya memiliki satu tempat pembuangan sampah, dan sampah yang dibuang hanya 7.23 ton pada tahun 2019. Singapura merupakan negara Asean pertama yang memanfaatkan sampah menjadi energi terbarukan. Apakah cara tersebut akan terjadi pembakaran sampah seperti yang biasa terjadi di Indonesia? atau menggunakan daur ulang?

Singkatnya, Singapura membuat sistem pengelolaan sampah yang efisien yang meminimalkan polusi di wilayah yang sangat kecil. didukung dengan sumber daya manusia yang mumpuni untuk memberikan inovasi baru di negaranya, teknologi pun dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai sentra sistem pembuangan sampah berkelanjutan.

Bagaimana sistem sampah mereka? Mari kita sama-sama belajar dari Singapura!

Penerapan Zero Waste Nation Sejak Tahun 2019

Sumber: Canva

Singapura mengambil inisiatif cerdas dengan menerapkan konsep pembuangan sampah bernama Zero Waste Nation pada tahun 2019 lalu dengan tujuan menghilangkan semua sampah yang menumpuk di tempat pembuangan sampah semakau. Tujuan ini didasarkan pada kemungkinan bahwa TPA Semakau akan penuh pada tahun 2035.

Singapura melaksanakan program ini melalui program pengelolaan sampah elektronik, atau e-waste, untuk mengurangi volume sampah yang terkumpul di tempat pembuangan akhir. Menurut Lembaga Lingkungan Singapura (NEA), e-waste adalah sampah yang dibawa oleh listrik, seperti telepon, komputer, alat penetrasi ruangan, dan lainnya.

Karena Singapura dapat memproduksi 60.000 ton limbah elektronik setiap tahun, hanya 20%, atau sekitar 8,9 ton, dari situ dapat dilakukan ulang, program ini sangat penting. Program ini dibuat karena sampah elektronik, yang terbuat dari plastik dan mengandung sejumlah kecil logam berat dan zat kimia yang berbahaya bagi lingkungan, dapat merusak lingkungan.

Melalui program ini, NEA akan menyediakan tempat pembuangan sampah khusus untuk masing-masing jenis sampah elektronik, dan masyarakat akan memiliki kemampuan untuk memilih cara membuang sampah elektronik mereka. Kategori ini mencakup baterai, barang elektronik bekas berukuran kecil, dan SPBU kecil.

Intinya, masyarakat yang menyumbangkan sampah elektronik akan mendapatkan uang jika membuangnya di tempat sampah.

Setelah proses pembuangan sampah, NEA akan mengolah elektronik dan kemudian didistribusikan kembali ke manufaktur di bidang lain seperti teknologi, mobil, dan konstruksi untuk digunakan dalam pembuatan produk mereka sendiri.

Mengubah Sampah Menjadi Energi

Sumber: Canva

Singapura adalah negara Zero Waste, dengan sistem pembuangan yang dapat menghasilkan listrik. Dengan demikian, limbah akan dikumpulkan oleh pihak terkait dari berbagai lokasi dan dibakar di tempat pembakaran sampah yang memiliki cerobong asap.

Selain itu, pihak yang bertanggung jawab akan membakar sampah setiap hari dengan suhu 1000 derajat Celcius untuk mengubah sampah menjadi abu. Metode ini membungkus sampah sampai 90% sukses, dan 10% terakhir akan berubah menjadi abu.

Sampah dari pembakaran akan diendapkan di danau buatan di pulau buatan yang memiliki udara khusus. Danau tidak mencemari lingkungan karena letaknya jauh dari penduduk dan pantai. Selain abu yang diendapkan, pemerintah Singapura juga menyulap asap pembakaran sampah.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *