Ketika Alam Berteriak Gerakan Hijau Datang sebagai Jawaban

Ilustrasi Bumi Sehat Vs Bumi Rusak. Gambar: Vecteezy

Geograph.id – Gerakan hijau terus menerus berkembang di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia, di tengah ancaman krisis lingkungan yang semakin nyata. Pencemaran sungai, polusi udara, dan penebangan hutan telah mengancam keberlanjutan ekosistem sejak lama. Namun, dengan semakin banyaknya inisiatif penghijauan yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, harapan mulai muncul. Akankah upaya ini cukup besar untuk mengembalikan Bumi ke kondisi awalnya?

 

Gelombang Hijau di Seluruh Negeri

Program penanaman pohon serentak yang diluncurkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merupakan salah satu upaya besar untuk menghijaukan kembali bumi. Dengan tujuan meningkatkan tutupan hutan dan mengurangi dampak perubahan iklim, program ini dilaksanakan di berbagai tempat. Menurut Siti Nurbaya, Menteri LHK, tindakan ini merupakan bagian dari upaya nyata untuk memperbaiki ekosistem yang rusak, bukan sekadar simbol.

Selain itu, di Kalimantan Timur, program Sabuk Hijau Nusantara telah dimulai, dengan tujuan menanam 10.000 pohon di wilayah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN). Untuk menjamin keberlanjutan program reforestasi, komunitas lokal, organisasi lingkungan, dan sektor swasta bekerja sama. Proyek ini memanfaatkan Internet of Things (IoT) dan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memantau pertumbuhan pohon secara real-time.

Di sisi lain, komunitas Awi Hejo memulai program “Majalengka Menanam” di Majalengka, yang melibatkan pesantren dan masyarakat lokal. Tujuan program ini adalah untuk mendorong ide tentang eco pesantren dan mendidik generasi muda tentang pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.

 

Dampak Positif yang Mulai Terlihat

Gerakan hijau yang terus berkembang mulai menunjukkan hasil yang cukup besar. Beberapa area yang dulunya kering sekarang menjadi hijau kembali. Beberapa kota, seperti di Jakarta dan Surabaya, memiliki hutan yang dapat menyerap polusi udara dan menjadi tempat hijau yang bermanfaat bagi masyarakat.

Program penghijauan berskala besar telah dimulai di seluruh dunia oleh negara-negara seperti India dan Tiongkok, yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan keanekaragaman hayati. Selain itu, Indonesia terus mengejar ketertinggalan melalui berbagai program rehabilitasi hutan dan lahan.

Tetapi upaya ini masih menghadapi banyak masalah. Hambatan utama termasuk deforestasi ilegal, alih fungsi lahan, dan tingkat kesadaran masyarakat yang rendah. Keberlanjutan program penghijauan ini bisa terancam jika tidak ada komitmen jangka panjang dari berbagai pihak.

 

Apakah Bumi Bisa Pulih Kembali?

Terlepas dari fakta bahwa efek gerakan hijau sudah mulai terlihat, pemulihan Bumi adalah tugas yang sulit. Agar usaha ini tidak berhenti di tengah jalan, dibutuhkan kerja sama yang lebih luas antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Selain menanam pohon, masyarakat juga harus melakukan perubahan gaya hidup, seperti mengurangi plastik sekali pakai, beralih ke energi terbarukan, dan mendukung produk ramah lingkungan.

Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan Bumi. Jika dilakukan secara kolektif, tindakan sederhana seperti menanam pohon di sekitar rumah, menggunakan transportasi ramah lingkungan, dan mendukung kampanye pelestarian alam dapat memiliki dampak besar. Meskipun bumi mungkin belum sepenuhnya pulih, upaya berkelanjutan masih memungkinkan perbaikan.

Saatnya kita bergerak bersama dan menjadi bagian dari perubahan. Apakah kamu siap untuk turut serta dalam gerakan hijau ini?

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *