Geograph.id – Upaya pembersihan tumpahan minyak besar-besaran sedang dilakukan oleh pihak berwenang Singapura setelah insiden tabrakan kapal yang menyebabkan kebocoran bahan bakar di perairan negara tersebut.
Insiden tersebut terjadi pada Jumat (14/6) lalu, ketika sebuah kapal keruk bertabrakan dengan kapal pemasok bahan bakar di dekat pelabuhan. Hal ini mengakibatkan tumpahan minyak yang menghitamkan garis pantai selatan Singapura.
“Singgungan itu menyebabkan pecahnya salah satu tangki kargo minyak Kapal Marine Honor. Kandungan bahan bakar minyak rendah sulfur di dalamnya terlepas ke laut,” kata Badan Maritim dan Lingkungan Hidup Singapura dalam pernyataan bersama.
Dilaporkan dari para pengunjung beberapa klub pantai di Pulau Sentosa air laut di sekitar pulau masih hitam dan berminyak. Beberapa pengunjung lainnya melaporkan bau minyak yang masih menyengat tiga hari pasca insiden kapal.
Dampak Lingkungan Dari Tumpahan Minyak
Masalah ini dikhawatirkan memberi dampak buruk bagi lingkungan, terutama terhadap ekosistem laut dan pantai. Minyak bahan bakar mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat mempengaruhi kehidupan laut. Hal ini dapat menyebabkan kematian dan menipisnya populasi biota laut.
Pihak berwenang telah mengerahkan 18 kapal pembersih dan memasang hampir 1.500 meter boom kontainer sebagai penghalang terapung sementara untuk menjebak tumpahan minyak. Selain itu pihak berwenang menggunakan bahan penyerap minyak untuk mengendalikan tumpahan. Hingga berita ini diturunkan, sekitar 80% dari minyak yang tumpah telah berhasil diangkat dari permukaan air.
Sebagian area dari tepi pantai di taman umum dan cagar alam telah ditutup untuk memfasilitasi upaya pembersihan, kata pihak otoritas maritim. Pantai Sentosa akan tetap dibuka untuk umum namun aktivitas laut dan berenang sementara dilarang.
“Lebih banyak lagi akan dipasang dalam beberapa hari ke depan untuk mencegah penyebaran minyak lebih lanjut ke pantai, dan memfasilitasi pemulihan minyak yang terperangkap di garis pantai dan laguna yang terkena dampak untuk mencegahnya kembali ke laut,” demikian pernyataan mereka.
Insiden ini juga mendapat perhatian internasional dan negara-negara tetangga. Negara lain mengawasi situasi ini dengan cermat mengingat tragedi seperti ini dapat terjadi kapan saja. Singapura, yang dikenal dengan standar maritimnya yang ketat, diharapkan dapat menangani insiden ini dengan cepat dan efisien.