
Geograph.id – STIE Malangkucecwara, juga dikenal sebagai ABM (Akademi Bank Malang), berhasil menjadi tuan rumah Simposium Nasional Kepemimpinan Perguruan Tinggi Indonesia. Acara puncak yang diadakan di Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang pada hari Kamis (2/5/2024), berfungsi sebagai forum diskusi pimpinan universitas untuk membahas masalah terbaru.
Tiga perguruan tinggi dari Eropa dan tujuh perguruan tinggi nasional terlibat dalam diskusi. Bunyamin MM, PhD, ketua STIE Malangkucecwara, menyatakan bahwa topik forum diskusi adalah kepedulian terhadap lingkungan. Dia menyatakan, “Kami sebagai perguruan tinggi harus ikut mengambil peran untuk mengurangi dampak negatif perilaku manusia terhadap alam.”
Perguruan tinggi dapat membantu menjaga lingkungan. seperti membuat kurikulum yang berkelanjutan.. Dia menyatakan, “Kami perlu membina mahasiswa agar mereka dapat ikut menjaga lingkungan.” Menurutnya, “Perlu ada wawasan untuk bisa menyikapi suatu isu.” Oleh karena itu, penyampaian kepada siswa lebih sistematis karena efek yang lebih baik dapat dicapai melalui tindakan yang sistematis.
Beny percaya bahwa kegiatan ini dapat mendorong para pemimpin perguruan tinggi untuk melakukan sesuatu yang baik. Terlebih lagi membahas masalah yang memungkinkan mempengaruhi pendidikan.
Apresiasi Peserta di STIE Malangkucecwara
Acara ini mendapat banyak apresiasi dari para peserta yang hadir. Rektor Institut ASIA Malang, Risa Santoso, adalah salah satu yang memberikan apresiasi. Dia menyebut, materi yang dibahas dalam simposium ini sangat berhubungan dengan banyak kondisi yang terjadi di perguruan tinggi Indonesia dan juga terkait lingkungan.
“Tadi juga dibahas soal keberlanjutan, dimana kedepannya jika mau, kita punya tempat yang airnya masih banyak dan nyaman untuk anak cucu kita. Tentu ini bisa mengupgrade teman teman pimpinan perguruan tinggi,” ujarnya.
Salah satu materi yang menarik baginya adalah ternyata fakta mengatakan bahwa 60 persen investasi di Indonesia masih mengarah pada sektor minyak bumi. Risa berharap agar materi yang disampaikan dalam simposium ini dapat memperkuat kampus dalam mendorong kesadaran mahasiswa untuk ikut peduli pada lingkungan. “Kita ingin mencapai keberlanjutan nanti di tahun 2030. Diharapkan kedepan pelajar juga sadar apa sih yang ingin dicapai agar gak hanya fokus nanti mau kerja dimana,” tutupnya.