Ilustrasi produk Apple. Gambar: medium.com
Geograph.id – Apple, sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, tak hanya dikenal dengan produk-produknya yang inovatif dan premium, tetapi juga dengan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, inovasi Apple semakin serius dalam menjalankan misi ramah lingkungan melalui berbagai langkah konkret, mulai dari penggunaan energi bersih, bahan daur ulang, hingga program daur ulang produk yang berkelanjutan.
Inovasi Apple Menuju Energi Bersih
Sejak tahun 2018, Apple telah menggunakan 100% energi terbarukan untuk mengoperasikan semua fasilitas globalnya, termasuk kantor pusat, toko ritel, dan pusat data. Ini adalah salah satu pencapaian besar dalam upaya mengurangi emisi karbon. Tak berhenti di situ, Apple juga mendorong para pemasoknya untuk mengikuti jejak tersebut. Melalui program Supplier Clean Energy Program, Apple menargetkan seluruh rantai pasokannya akan netral karbon pada tahun 2030. Artinya, dari proses desain hingga produk sampai ke tangan konsumen, seluruh jejak karbon akan ditekan seminimal mungkin.
Desain dan Material yang Lebih Bertanggung Jawab
Apple kini semakin banyak menggunakan bahan daur ulang dalam produk-produknya. Misalnya, aluminium daur ulang 100% telah digunakan untuk membentuk casing berbagai produk, termasuk MacBook dan iPad. Selain itu, logam-logam langka seperti timah, emas, dan kobalt juga mulai diperoleh dari sumber daur ulang, bukan hasil tambang baru. Langkah ini bukan hanya mengurangi dampak lingkungan dari penambangan, akan tetapi juga memberi nilai lebih pada barang bekas elektronik yang selama ini dianggap tidak berguna.
Inovasi Daur Ulang Apple: Robot Daisy dan Trade-In
Salah satu terobosan Apple dalam pengelolaan limbah elektronik adalah penciptaan robot daur ulang bernama Daisy. Robot ini dirancang untuk membongkar iPhone bekas dan mengambil kembali komponen penting yang masih bisa digunakan atau didaur ulang. Daisy mampu membongkar hingga 200 perangkat per jam. Selain itu, Apple juga mengembangkan program Apple Trade In, yang mendorong konsumen untuk menukar perangkat lama mereka dengan perangkat yang baru. Perangkat yang masih berfungsi akan diperbarui dan dijual kembali, sementara perangkat rusak akan didaur ulang secara bertanggung jawab.
Kemasan yang Lebih Ramah Lingkungan
Apple telah mengurangi secara signifikan penggunaan plastik dalam kemasan produknya. Pada tahun 2021, sebanyak 75% plastik dalam kemasan sudah berhasil dihilangkan dibandingkan pada tahun 2015. Sebagai gantinya, Apple menggunakan bahan berbasis serat, yang lebih mudah terurai dan didaur ulang. Bahkan, beberapa kotak produk Apple kini sudah bebas dari lapisan plastik sepenuhnya.
Tantangan dan Masa Depan
Meski Apple banyak mendapat pujian atas komitmennya terhadap lingkungan, masih terdapat tantangan yang harus mereka hadapi. Salah satunya adalah soal akses konsumen terhadap perbaikan mandiri. Kritik datang dari berbagai pihak yang menganggap Apple membatasi “right to repair”, atau hak konsumen untuk memperbaiki sendiri produknya. Namun, Apple telah mulai merespons isu ini dengan membuka Self Service Repair, program yang memungkinkan konsumen mengakses panduan dan suku cadang resmi untuk memperbaiki perangkat mereka sendiri.
Apple telah membuktikan bahwa keberlanjutan bukanlah hambatan dalam inovasi, tetapi justru bisa menjadi nilai tambah yang besar. Melalui berbagai langkah nyatanya, Apple mengajak konsumen dan pelaku industri lain untuk ikut serta menjaga kelestarian bumi. Di tengah krisis iklim global, setiap keputusan yang lebih ramah lingkungan, sekecil apa pun itu, bisa berdampak besar. Dan Apple tampaknya ingin menjadi pelopor dalam perjalanan tersebut, sebuah teknologi canggih yang tidak hanya memudahkan hidup, tetapi juga melindungi kehidupan itu sendiri.