Pesona Tersembunyi: Menyoroti Terancamnya Keindahan Alam Lingkungan

Gambar hanya ilustrasi. Gambar : freepik

Geograph.id – Indonesia sebagai “zamrud khatulistiwa,” memiliki keindahan dan keragaman lingkungan alam yang luar biasa beragam. Indonesia mempertahankan daya tarik yang luar biasa dari pegunungan yang kaya keanekaragaman hayati, pantai tinggi dan menarik dan hutan tropis. Tetapi di balik keindahan ini adalah ancaman serius yang dapat mengubah wajah alami kita selamanya. 

Keragaman Hayati yang Terancam 

Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dan berbagai spesies flora dan fauna. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia memiliki sekitar 1.500 spesies burung, 600 spesies mamalia dan 25.000 spesies tanaman. Namun, banyak dari spesies ini terancam oleh kepunahan karena penghancuran habitat. Deforestasi yang sangat dihasilkan telah mengurangi area hutan di mana banyak spesies tinggal, terutama untuk manfaat pertanian dan perkebunan.

Laporan World Wildlife Fund (WWF) Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia kehilangan sekitar 1,1 juta hutan setiap tahun, secara langsung mempengaruhi populasi satwa liar. Hutan yang hilang tidak hanya mengancam spesies endemik seperti Orang Utan dan harimau Sumatera, tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem. Deforestasi dapat menyebabkan hilangnya sumber makanan dan perlindungan hewan, yang berujung pada penurunan populasi dan bahkan kepunahan.

Selain itu, deforestasi juga mempengaruhi masyarakat yang mengandalkan sumber daya alam yang dihasilkan hutan. Banyak masyarakat adat telah kehilangan tanah dan sumber daya yang telah mereka kelola selama berabad – abad. Ketidakadilan ini sering mengarah pada konflik antara perusahaan yang mengeruk sumber daya dan komunitas lokal mereka di mana hak sulit dipertahankan.

Dampak Perubahan Iklim pada Lingkungan Alam

Perubahan Iklim adalah ancaman global yang memiliki dampak besar pada keindahan alam Indonesia. Dengan meningkatnya suhu global, banyak ekosistem menjadi rentan terhadap perubahan dramatis. Misalnya, terumbu karang, yang merupakan habitat untuk spesies ikan yang berbeda, disebabkan oleh kenaikan suhu laut. Kenaikan suhu laut sering kali disertai dengan peningkatan kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer, yang juga menyebabkan peningkatan keasaman air laut. Keasaman yang lebih tinggi dapat merusak struktur kalsium karbonat terumbu karang, membuatnya lebih sulit bagi karang untuk tumbuh dan berkembang. Menurut sebuah laporan oleh WWF Indonesia, sekitar 70% terumbu karang Indonesia berisiko dalam beberapa dekade mendatang jika tindakan belum diambil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Kerusakan terumbu karang tidak hanya mempengaruhi keragaman hayati, tetapi juga mempengaruhi kehidupan komunitas pesisir yang bergantung pada sumber daya laut. Terumbu karang berfungsi sebagai perlindungan pantai dalam menghadang ombak dan badai laut, dan sebagai sumber makanan dan hidup bagi nelayan. Kerusakan terumbu karang menempatkan komunitas pesisir berisiko besar terhadap bencana alam dan kehilangan mata pencaharian mereka.

Perubahan iklim juga menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti banjir, kekeringan dan badai. Hal ini tidak hanya mengancam ekosistem, namun juga mengancam infrastruktur dan kehidupan manusia. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana seringkali tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk beradaptasi dengan perubahan ini, yang membuat mereka lebih sensitif terhadap dampak perubahan iklim dan bencana alam akibat kekurangan sumber daya untuk beradaptasi. 

Lingkungan dan Polusi menjadi Ancaman

Polusi, terutama limbah plastik juga merupakan ancaman serius bagi keindahan alam. Indonesia adalah salah satu negara penghasil limbah plastik terbesar di dunia. Menurut Greenpeace, sekitar 3,2 juta ton limbah plastik diproduksi setiap tahun, di AS pada tahun 2021 sekitar 51 juta ton plastik dibuang sedangkan 5% didaur ulang. Plastik yang mengotori sungai, danau, laut, dan pemandangan alam menjadi terancam. Banyak hewan laut, seperti kura-kura dan ikan yang tinggal dan hidup rentan dalam habitatnya sendiri karena ulah manusia yang menyebabkan mereka terperangkap dalam limbah plastik atau menganggap plastik sebagai makanan.

Selain itu, polusi air juga memengaruhi kesehatan manusia, karena banyak orang mengandalkan sumber air sungai untuk kebutuhan sehari -hari mereka. Oleh karena itu, limbah plastik dan polusi harus diprioritaskan dalam upaya mempertahankan lingkungan.

Upaya untuk Mempertahankan Lingkungan Alam

Menyadari akan ancaman yang ditimbulkan oleh polusi plastik dan dampak negatifnya terhadap lingkungan, berbagai macam upaya konservasi telah dilakukan oleh pemerintah, organisasi non pemerintah serta masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut. Program Pengurangan, Konservasi Cadangan Alam dan Kampanye Kesadaran Lingkungan adalah beberapa langkah untuk melindungi keindahan alam Indonesia. Program tersebut dijalankan oleh beberapa pihak salah satunya Greenpeace Indonesia. Misalnya, program “1 juta pohon”, yang diluncurkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Hutan, bertujuan untuk menanam 1 juta pohon setiap tahun untuk memulihkan hutan yang telah mengalami kerusakan salah satunya akibat penggundulan hutan. 

Pendidikan lingkungan adalah kunci sebagai upaya pemeliharaan. Memahami pentingnya konservasi lingkungan dan dampak perilaku manusia terhadap alam. Kesadaran yang berkembang mengharapkan masyarakat untuk mempertahankan keindahan alam alam. Program pendidikan di sekolah dapat memainkan peran penting dalam membangun kesadaran ini sejak awal.

Pesona alam Indonesia yang tersembunyi sangat berharga dan harus dilindungi. Deforestasi, perubahan iklim, polusi dan ancaman lainnya membutuhkan perhatian serius dari semua pihak. Upaya pemeliharaan harus terus ditingkatkan.

 

 

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *