
Geograph.id. – Gunung Lewotobi Male di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus lagi pada Rabu pagi (16/4/2025). Menghasilkan kolom abu setinggi 6.000 meter yang menuju ke barat laut. Tindakan darurat diambil oleh BPBD setempat setelah erupsi terjadi sekitar pukul 08.20 WITA. Status gunung masih di Level IV (Awas), dan beberapa desa di sekitar lerengnya tertutup oleh kolom abu yang pekat. Warga diminta oleh BPBD untuk menghindari lokasi rawan erupsi dan mematuhi petunjuk evakuasi.
Kembali Erupsi, Apa yang Terjadi?
Gunung Lewotobi Male di Flores Timur kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang intens. “Kolom abu yang dihasilkan erupsi mencapai ketinggian 6.000 meter, dan asap vulkanik terus bergerak ke arah barat laut,” ujar Herman Yosef, petugas Pos Pengamatan Gunung Lewotobi, dikutip dari detikbali. Dengan amplitudo maksimum 47,3 mm, aktivitas vulkanik ini terlihat jelas di seismogram, yang menunjukkan kekuatan letusan yang besar. Seismograf juga mencatat bahwa letusan berlangsung selama lebih dari tujuh menit.
Pihak berwenang segera mengeluarkan peringatan dan meminta masyarakat untuk menjauhi daerah sekitar gunung yang dianggap berbahaya. “Kami terus memantau pergerakan gunung ini, dan kami meminta warga di zona merah untuk segera mengungsi untuk keselamatan mereka,” ujar Herman, dikutip dari detikbali.
Evakuasi dan Imbauan Keamanan
Ribuan orang yang tinggal di sekitar lereng gunung telah di evakuasi oleh BPBD NTT dan kelompok relawan. Sampai saat ini, lebih dari 8.400 penduduk dari berbagai desa di Flores Timur telah ditransfer ke posko pengungsian. “Proses evakuasi berjalan lancar, dan kami memastikan bahwa pengungsi mendapat bantuan logistik yang cukup, termasuk makanan, air bersih, serta obat-obatan,” ujar Agustinus R. Siahaan, Kepala BPBD Flores Timur, dikutip dari detikbali.
Selain itu, BPBD mengimbau warga untuk mewaspadai bahaya lahar dingin yang dapat muncul sebagai akibat dari hujan yang turun setelah erupsi. Lahar dingin merupakan ancaman besar karena dapat membawa material vulkanik ke tempat yang lebih rendah. Menyebabkan kerusakan pada infrastruktur, dan mengancam keselamatan warga. “Kami juga menyarankan warga untuk mengenakan masker untuk menghindari dampak dari abu vulkanik yang bisa membahayakan saluran pernapasan,” ujar Agustinus, dikutip dari detikbali.
Pemerintah daerah dan instansi terkait terus memantau dengan cermat aktivitas Gunung Lewotobi Male untuk memastikan semua langkah darurat diambil dengan benar. Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan mengikuti instruksi resmi yang diberikan oleh BPBD dan pihak berwenang. Diharapkan para pengungsi akan mendapatkan bantuan yang dibutuhkan selama masa tanggap darurat jika pemerintah, TNI, Polri, dan relawan bekerja sama. Warga diingatkan oleh BPBD untuk selalu waspada terhadap erupsi susulan dan bahaya lainnya.