Krisis Iklim Dalam Piring

Geograph.id – Saat ini kita dikurung oleh beberapa permasalahan iklim, perubahan iklim seakan menghantui kehidupan sehari-hari, masalah-masalah sosio ekologi seolah-olah  menjerat erat kita sedikit demi sedikit, tak terkecuali dalam sepiring hidangan yang kita santap sehari-hari. 

Tanpa disadari, isi piring makanan kita terpengaruh oleh krisis iklim yang dialami dunia, padi yang ditanam oleh petani banyak mengalami bencana iklim kekeringan, juga petani sayur yang mengalami dampak yang sama, biota laut yang menjadi lauk tak lepas dari jeratan krisis iklim, karang yang menjadi habitatnya semakin menipis akibat ulah manusianya, atau tambak ikan dan garam yang semakin terkikis karena abrasi yang terus menerus. Benar saja, menurut data yang dibeberkan oleh Detik.com menunjukkan sekitar 20% dari garis pantai Indonesia telah mengalami erosi dan abrasi.

Bencana iklim yang kompleks seakan bersatu dalam sepiring makanan kita, beberapa daerah yang menjadi sentra penghasil bahan pangan pasrah menghadapi krisis iklim yang terjadi, beberapa lumbung padi di Indonesia mati akibat kekeringan, tanahnya kering dan retak. Mengare, daerah delta dengan bentang tambak bandengnya juga mengalami bencana iklim yang kian parah, abrasi menjebol tambak-tambak mereka. Di beberapa produsen makanan olahan juga tak lepas dari masalah iklim yang terjadi, para produsen krupuk ikan di Pantura misalnya, mereka pasrah dilema anomali cuaca yang tak tentu arah.

Beberapa isu iklim di berbagai daerah nampaknya sudah semakin nyata, sebelum jauh memandang menipisnya lapisan ozon, kita bisa melihat krisis iklim terjadi pada isi piring yang kita makan sehari-hari. 

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *