
Geograph.id – Lebah selama ini mendapat sorotan besar sebagai pahlawan penyerbuk tanaman. Namun, di balik gemerlap reputasi lebah, ada makhluk kecil lain yang kerap dipandang sebelah mata yaitu lalat. Serangga yang kerap dianggap menjijikkan ini ternyata memainkan peran penting yang jarang disadari dalam menjaga ketahanan ekosistem dan pertanian dunia. Tanpa banyak diketahui, lalat adalah penyerbuk kedua terpenting setelah lebah, dan keberadaannya sangat krusial dalam mendukung proses reproduksi tanaman liar maupun tanaman pangan. Bahkan, beberapa tanaman tertentu hanya bisa diserbuki oleh lalat. Sayangnya, meskipun kontribusinya besar, lalat kerap terabaikan dalam diskusi tentang krisis penyerbuk.
Peran yang Terlupakan
Lalat tidak hanya menyerbu bunga untuk mencari nektar, tetapi dari berbagai spesies juga aktif membantu proses reproduksi tanaman, memainkan peran penting dalam keanekaragaman hayati dan ketahanan pangan. Banyak tanaman liar dan tanaman pangan tidak akan berkembang dengan baik tanpa bantuan serangga ini. Salah satu contohnya adalah pohon kakao sangat bergantung pada lalat sebagai penyerbuk utamanya; oleh karena itu, kelangsungan hidup lalat adalah penting untuk produksi cokelat di seluruh dunia. Seperti yang dinyatakan oleh studi yang dilakukan oleh Food and Agriculture Organization (FAO), sekitar 75% dari tanaman pangan di dunia bergantung pada penyerbukan oleh hewan, termasuk lalat. Studi lebih lanjut juga menunjukkan bahwa lalat berada di posisi kedua setelah lebah dalam hal volume dan sebaran penyerbukan tanaman pangan.
Tantangan di Tengah Pemanasan Global
Penurunan populasi serangga penyerbuk terjadi di berbagai belahan dunia, dan lalat tak luput dari ancaman tersebut. Penelitian yang dilakukan di Amerika Tropis dan Subtropis menunjukkan bahwa lalat memiliki toleransi panas yang lebih rendah dibandingkan lebah. Ini berarti mereka lebih rentan terhadap pemanasan global. Menariknya, serangga dari daerah dataran tinggi yang lebih dingin cenderung memiliki batas toleransi suhu yang lebih rendah daripada yang berasal dari daerah subtropis seperti Texas atau California. Ini menunjukkan bahwa kenaikan suhu global meski kecil tetap bisa berdampak besar bagi populasi lalat di wilayah tertentu.
Konsekuensi Hilangnya Serangga Penyerbuk
Bagi ekosistem, keberadaan lalat sangat penting. Mereka membantu reproduksi berbagai tanaman yang menyediakan makanan dan tempat tinggal bagi hewan lain. Jika populasi serangga tersebut terus menurun, bukan hanya ketahanan pangan manusia yang terancam, tetapi juga kelangsungan ekosistem secara keseluruhan.
Di wilayah pegunungan atau subarktik, di mana lebah jarang ditemukan, bahkan menjadi penyerbuk utama. Jika kondisi ini terganggu, maka tanaman-tanaman khas wilayah tersebut bisa kehilangan kemampuan untuk bereproduksi.
Saatnya Memberi Pengakuan!
Sering kali dianggap remeh karena ukurannya kecil dan tampilannya kurang menarik. Namun dalam konteks ekologi, peran mereka sangat besar. Tidak hanya menjadi penyerbuk alternatif, tetapi juga penopang sistem alami yang mendukung kehidupan manusia dan spesies lainnya. Sudah saatnya kita memberikan perhatian dan perlindungan yang sama sebagaimana kita melakukannya terhadap lebah. Perlindungan habitat, pengurangan pestisida, serta kebijakan iklim yang berpihak pada keanekaragaman hayati bisa membantu memastikan kelangsungan peran penting mereka di alam.