Dampak Rokok yang Mewariskan Racun 

Potret tumpukan puntung rokok di tempat sampah. Gambar: Pexel/Darya Sannikova
Potret tumpukan puntung rokok di tempat sampah. Gambar: Pexel/Darya Sannikova

Geograph.id– Rokok bukan hanya membahayakan kesehatan manusia, tetapi juga meninggalkan jejak polusi yang beracun bagi lingkungan. Setiap hisapan rokok bukan hanya mengeluarkan asap ke udara, tapi juga menyumbang pada meningkatnya polusi udara serta limbah padat berupa puntung rokok yang kerap dianggap sepele.

Racun untuk Udara

Ketika membicarakan polusi, sebagian besar dari kita akan langsung mengaitkannya dengan emisi kendaraan, pabrik industri, atau pembakaran hutan. Padahal, ada satu sumber pencemar yang kerap luput dari perhatian, rokok. Tidak hanya berbahaya bagi kesehatan manusia, rokok juga menyumbang masalah serius bagi lingkungan, baik dari asapnya maupun dari sampah puntung yang ditinggalkan.

Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya karbon monoksida, formaldehida, arsenik, dan amonia. Ketika rokok dibakar, zat-zat ini terlepas ke udara dan berkontribusi pada pencemaran udara, bahkan di ruang terbuka. Paparan asap rokok bagi perokok pasif maupun lingkungan sekitar telah terbukti meningkatkan risiko gangguan pernapasan, penyakit jantung, dan kanker.

Tak hanya berdampak pada manusia, polusi udara dari asap rokok juga memengaruhi kualitas udara secara umum, terutama di tempat-tempat umum, ruang tertutup, dan area padat penduduk. Data menunjukkan bahwa 74,2% orang dewasa di Indonesia terpapar asap rokok orang lain di tempat makan, dan 44,8% di tempat kerja. Paparan asap rokok juga terjadi di lingkungan rumah tangga, di mana sekitar 78% rumah tangga Indonesia terpapar asap rokok dari perokok aktif. Perokok pasif, termasuk anak-anak dan perempuan, menghadapi risiko kesehatan yang sama seriusnya dengan perokok aktif, seperti penyakit jantung, kanker paru-paru, dan gangguan pernapasan.

Puntung Rokok, Sampah Kecil yang Berdampak Besar

Setelah rokok habis, satu hal yang sering dilupakan adalah puntungnya. Menurut data WHO, puntung rokok merupakan jenis sampah yang paling banyak ditemukan di dunia. Terbuat dari selulosa asetat, bahan yang sulit terurai, puntung rokok bisa memerlukan waktu hingga 10 tahun untuk benar-benar terurai di alam. Selama proses tersebut, ia dapat melepaskan zat beracun seperti nikotin, logam berat, dan bahan kimia lainnya ke tanah dan air. Jika masuk ke saluran air, zat-zat ini bisa membahayakan organisme air, mengganggu ekosistem, dan mencemari sumber air minum.

Puntung rokok adalah jenis sampah paling banyak ditemukan di seluruh dunia. Berdasarkan data dari Ocean Conservancy, lebih dari 4,5 triliun puntung rokok dibuang setiap tahunnya, dan mayoritas tidak dibuang pada tempat sampah. Selain mencemari udara dan air, sampah puntung rokok juga menjadi ancaman serius bagi satwa liar. Hewan-hewan kecil dan burung sering kali salah mengira puntung rokok sebagai makanan. Akibatnya, mereka bisa mengalami keracunan bahkan kematian. Di area perkotaan, puntung yang dibuang sembarangan bisa menyumbat selokan dan memperparah banjir.

Siapa yang Bertanggung jawab?

Rokok bukan hanya musuh bagi paru-paru, tetapi juga bagi planet ini. Setiap hisapan menyisakan jejak polusi yang tak terlihat, dan setiap puntung yang dibuang sembarangan adalah racun bagi Bumi. Sudah saatnya kita membuka mata dan mulai peduli pada ancaman kecil yang berdampak besar ini.

Mengurangi dampak polusi akibat rokok bukan hanya tanggung jawab perokok, tapi kita semua. Edukasi tentang bahaya rokok terhadap lingkungan perlu terus dilakukan, termasuk dorongan untuk tidak membuang puntung sembarangan. Karena pada akhirnya, sekecil apa pun sampah yang kita buang, bisa membawa kerusakan besar bagi bumi tempat kita tinggal.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *