Geograph.id – Suasana jalan perubahan musim kemarau di Kutai Kartanegara, tepatnya Kota Bangun, menghadirkan pesona indah pada Jembatan Martadipura. Salah satu jembatan terpanjang di Indonesia dengan panjang mencapai 15,3 kilometer, dibawah jembatan megah ini, mengalir Sungai Mahakam yang tenang dan jernih.
Airnya yang berwarna kuning kecoklatan, hembusan angin sepoi-sepoi membawa kesejukan dan ketenangan bagi para pengunjung yang ingin menikmati pesona alam di sekitar jembatan. Hamparan padang rumput hijau yang luas menyelimuti area di bawah dan sekitar jembatan ini semakin mempertegas keindahannya. Perpaduan warna hijau rumput, birunya langit menciptakan panorama yang memukau.
Pemandangan ini menarik banyak masyakat masyarakat, baik dari penduduk lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke jembatan kota bangun Kutai Kartanegara. Keindahan alam ini tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga menjadi bukti kekayaan alam Kalimantan Timur.
Padang rumput hijau yang tumbuh subur di musim kemarau menjadi indikator kesuburan tanah di wilayah Kota Bangun. Selain keindahan alamnya, Jembatan Martadipura juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Jembatan ini menjadi ikon Kutai Kartanegara dan menjadi saksi bisu perkembangan daerah ini. Keberadaannya tidak hanya menjadi penghubung antar wilayah, tetapi juga menjadi kebanggaan masyarakat setempat
